Tampilkan postingan dengan label Artikel Perikanan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Artikel Perikanan. Tampilkan semua postingan
INFO TENTANG KESUBURAN TANAH

INFO TENTANG KESUBURAN TANAH

INFO TENTANG KESUBURAN TANAH

Tanpa disadari selama ini sebagian besar pelaku tani di Indonesia hanya mementingkan kesuburan yang bersifat kimia saja, yaitu dengan memberikan pupuk anorganik seperti : urea, TSP/SP36, KCL dan NPK secara terus menerus dengan dosis yang berlebihan.

Dalam mendukung kehidupan tanaman, tanah memiliki empat fungsi utama yaitu :

1. Memberi unsur hara dan sebagai media perakaran
2. Menyediakan air dan sebagai tempat penampung (reservoir) air
3. Menyediakan udara untuk respirasi (pernafasan) akar
4. Sebagai media tumbuhan tanaman

Berdasarkan unsur penyusunannya, tanah dibedakan menjadi dua golongan, yaitu tanah mineral dan tanah organik.

1. PROFIL TANAH
Jika tanah digali sampai kedalaman tertentu, dari penampang vertikalnya dapat dilihat gradasi warna yang membentuk lapisan-lapisan (horison) atau biasa disebut profil tanah. Di tanah hutan yang sudah matang terdapat tiga horison penting yaitu horison A, B dan C

Horison A atau Top Soil adalah lapisan tanah paling atas yang paling sering dan paling mudah dipengaruhi oleh faktor iklim dan faktor biologis. Pada lapisan ini sebagian besar bahan organik terkumpul dan mengalami pembusukan.

Horison B disebut juga dengan zona penumpukan (illuvation zone). Horison ini memiliki bahan organik yang lebih sedikit tetapi lebih banyak mengandung unsur yang tercuci daripada horizon A.

Horison C adalah zona yang terdiri dari batuan terlapuk yang merupakan bagian dari batuan induk.

Kegiatan pertanian umumnya berada pada horison A dan B.

2. WARNA TANAH
Warna adalah petunjuk untuk beberapa sifat tanah. Biasanya perbedaan warna permukaan tanah disebabkan oleh perbedaan kandungan bahan organik. Semakin gelap warna tanah semakin tinggi kandungan bahan organiknya. Warna tanah dilapisan bawah yang kandungan bahan organiknya rendah lebih banyak dipengaruhi oleh jumlah kandungan dan bentuk senyawa besi (Fe). Di daerah yang mempunyai sistem drainase (serapan air) buruk, warnah tanahnya abu-abu karena ion besi yang terdapat di dalam tanah berbentuk Fe2+.

3. TEKSTUR TANAH

Komponen mineral dalam tanah terdiri dari campuran partikel-partikel yang secara individu berbeda ukurannya. Menurut ukuran partikelnya, komponen mineral dalam tanah dapat dibedakan menjadi tiga yaitu; Pasir, berukuran 50 mikron – 2 mm; Debu, berukuran 2 – 50 mikron dan Liat, berukuran dibawah 2 mikron.

Tanah bertekstur pasir sangat mudah diolah, tanah jenis ini memiliki aerasi(ketersediaan rongga udara) dan drainase yang baik, namun memiliki luas permukaan kumulatif yang relatif kecil, sehingga kemampuan menyimpan airnya sangat rendah atau tanahnya lebih cepat kering.

Tekstur tanah sangat berpengaruh pada proses pemupukan, terutama jika pupuk diberikan lewat tanah. Pemupukan pada tanah bertekstur pasir tentunya berbeda dengan tanah bertekstur lempung atau liat. Tanah bertekstur pasir memerlukan pupuk lebih besar karena unsur hara yang tersedia pada tanah berpasir lebih rendah. Disamping itu aplikasi pemupukannya juga berbeda karena pada tanah berpasir pupuk tidak bisa diberikan sekaligus karena akan segera hilang terbawa air atau menguap.

B. SIFAT KIMIA TANAH

Sifat kimia tanah berhubungan erat dengan kegiatan pemupukan. Dengan mengetahui sifat kimia tanah akan didapat gambaran jenis dan jumlah pupuk yang dibutuhkan. Pengetahuan tentang sifat kimia tanah juga dapat membantu memberikan gambaran reaksi pupuk setelah ditebarkan ke tanah.

Salah satu sifat kimia tanah adalah keasaman atau pH (potensial of hidrogen), pH adalah nilai pada skala 0-14, yang menggambarkan jumlah relatif ion H+ terhadap ion OH- didalam larutan tanah. Larutan tanah disebut bereaksi asam jika nilai pH berada pada kisaran 0-6, artinya larutan tanah mengandung ion H+ lebih besar daripada ion OH-, sebaliknya jika jumlah ion H+ dalam larutan tanah lebih kecil dari pada ion OH- larutan tanah disebut bereaksi basa (alkali) atau miliki pH 8-14. Tanah bersifat asam karena berkurangnya kation Kalsium, Magnesium, Kalium dan Natrium. Unsur-unsur tersebut terbawa oleh aliran air kelapisan tanah yang lebih bawah atau hilang diserap oleh tanaman.

Di Indonesia pH tanah umumnya berkisar 3-9 tetapi untuk daerah rawa seeperti tanah gambut ditemukan pH dibawah 3 karena banyak mengandung asam sulfat sedangakan di daerah kering atau daerah dekat pantai pH tanah dapat mencapai di atas 9 karena banyak mengandung garam natrium.

Ada 3 alasan utama nilai pH tanah sangat penting untuk diketahui :

  1.  Menentukan mudah tidaknya ion-ion unsur hara diserap oleh tanaman, pada umumnya unsur hara mudah diserap oleh akar tanaman pada pH tanah netral 6-7, karena pada pH tersebut sebagian besar unsur hara mudah larut dalam air.
  2. pH tanah juga menunjukkan keberadaan unsur-unsur yang bersifat racun bagi tanaman. pada tanah asam banyak ditemukan unsur alumanium yang selain bersifat racun juga mengikat phosphor, sehingga tidak dapat diserap oleh tanaman. Pada tanah asam unsur-unsur mikro menjadi mudah larut sehingga ditemukan unsur mikro seperti Fe, Zn, Mn dan Cu dalam jumlah yang terlalu besar, akibatnya juga menjadi racun bagi tanaman.
  3. pH tanah sangat mempengaruhi perkembangan mikroorganisme di dalam tanah. Pada pH 5.5 – 7 bakteri jamur pengurai organik dapat berkembang dengan baik
  4. Tindakan pemupukan tidak akan efektif apabila pH tanah diluar batas optimal. Pupuk yang telah ditebarkan tidak akan mampu diserap tanaman dalam jumlah yang diharapkan, karenanya pH tanah sangat penting untuk diketahui jika efisiensi pemupukan ingin dicapai. Pemilihan jenis pupuk tanpa mempertimbangkan pH tanah juga dapat memperburuk pH tanah.
Derajat keasaman (pH) tanah sangat rendah dapat ditingkatkan dengan menebarkan kapur pertanian, sedangkan pH tanah yang terlalu tinggi dapat diturunkan dengan penambahan sulfur. Dapat disimpulkan, secara umum pH yang ideal bagi pertumbuhan tanaman adalah mendekati 6.5-7. Namun kenyataannya setiap jenis tanaman memiliki kesesuaian pH yang berbeda

INFO TENTANG HABITAT LELE DAN PERILAKUNYA

INFO TENTANG HABITAT LELE DAN PERILAKUNYA


Habitat Ikan Lele
Habitat atau lingkungan hidup lele adalah air tawar. Meskipun air yang terbaik untuk memelihara lele ialah air sungai, air dari saluran irigasi, air tanah dari mata air, maupun air sumur, tetapi lele juga relatif tahan terhadap kondisiairyang menurut ukuran kehidupan ikan dinilaikurang baik. Sebagai contoh, lele dapat hidup subur di kolam penampungan air comberan maupun di sawah dengan air yang dangkalnya 5-10 cm saja, asalkan ada tempat-tempat untuk berlindung seperti kolong dari tumpukan batu-batu atau potongan pipa-pipa paralon.

Lele juga dapat hidup dengan padat penebaran tinggi maupun pada kolam yang kadar oksigennya rendah karena lele mempunyai alat pernapasan tambahan yang disebut labirin yang memungkinkan lele mengambil oksigen langsung dari udara untuk pernapasannya. Lele dapat dipelihara di berbagai jenis kolam dengan kualitas air yang tidak terlalu baik. Air comberan masih dapat dimanfaatkan untuk memelihara lele, asalkan tidak mengandung air sabun, deterjen, dan bahan- bahan berbahaya seperti sisa obat semprot serangga, karbol, atau kreolin. Apalagi limbah dari pabrik yang mengandung bahan kimia berbahaya seperti limbah pabrik tekstil tentu tidak mungkin digunakan untuk memelihara ikan termasuk lele. Air comberan yang boleh digunakan untuk memelihara lele hanya yang mengandung bahan-bahan organik seperti air cucian beras atau buangan sisa makanan dari dapur.

Perilaku Ikan Lele

Pada dasarnya lele disebut binatang nokturnal artinya bersifat aktif pada malam hari atau suasana gelap. Oleh karena itu, di siang hari lele lebih suka bersembunyi atau berlindung di balik benda-benda atau bebatuan didasar perairan. Berkaitan dengan sifat dan tingkah lakunya, memancing lele pada malam hari lebih berhasil daripada di siang hari karena lele aktif mencari makan pada waktu malam atau sesudah matahari terbenam. Cara menangkap lele pada siang hariadalah dengan meletakkan tabung-tabung dari bambu atau bahan lainnya di dasar kolam atau sawah kemudian lele digiring agar berkumpul di dalam tabung tersebut. Setelah penuh lele, tabung-tabung tersebut diangkat dan lele dipindahkan ke dalam wadah yang telah disediakan.
CARA MEMULAI USAHA BUDIDAYA BAWAL

CARA MEMULAI USAHA BUDIDAYA BAWAL



Dalam industri perikanan di tanah air ikan bawal ini tergolong baru. Namun peningkatannya sangat pesat sebab mendapat sambutan yang sangat baik dari para petani ikan di indonesia. Meski banyak durinya namu daging ikan bawal sangat gurih dan nikmat. Peluang usaha budidaya ikan bawalsangat terbuka dan prospek bisnis kedepannya sangat bagus. Proses produksi ikan ikan predator ini terbilang sangat singkat.Masa pemijahan (jual larva) sekitar 2 – 3 minggu, pembenihan (jual benih) sekitar 1 – 2 bulan dan pembesaran (jual ukuran konsumsi) sekitar 3 – 5 bulan. Secara ekologi, ikan ini dianggap sebagai “perusak” karena dapat menjadi predator bagi ikan lain dan mengancam kelestarian biodiversitas ikan asli perairan Indonesia.Ikan bawal ini mampu bertahan hidup dalam kolam yang tingkat kepadatannya tinggi. Makannya pun tidak rewel sebab hewan berjenis omnivora ini memiliki nafsu makan yang sangat besar.

Budidaya ikan bawal air tawar relatif mudah dilakukan. Pemijahan ikan bawal dapat dilakukan secara induced-spawning: induk yang sudah matang gonad dirangsang dengan penyuntikan hormon kemudian dipijahkan secara alami. Tempat pemijahan cukup menggunakan kain hapa yang disimpan di dalam bak tembok ataupun di kolam. Telur yang dikeluarkan induk betina dan sudah dibuahi oleh sperma induk jantan dapat dipanen kemudian ditetaskan di dalam akuarium atau hapa penetasan. Larva hasil penetasan dapat bertahan dengan yolksack yang dibawanya sampai 4 – 5 hari setelah penetasan sebelum kemudian diberi pakan Artemia.

Cukup dengan pemberian 2 – 3 kali per hari selama hanya 2 – 3 hari, larva sudah dapat dijual atau ditebar ke kolam. Pendederan dan pembesaran di kolam relatif tidak sulit dilakukan. Pertumbuhan ikan bawal relatif cepat meskipun memerlukan kandungan oksigen yang mencukupi melalui aliran air ke kolam. Pakan yang diberikan dapat beragam mulai dari pakan buatan, sisa-sisa sayuran, ikan yang lebih kecil bahkan sampai biji kapuk. Kemudahan-kemudahan tersebut telah mendorong para pengusaha ikan memacu produksi ikan ini yang menyebabkan perkembangan budidayanya sedemikian cepat dan berkembang di banyak tempat bahkan cenderung tidak terkendali.

Proses pendederan ikan bawal di kolam juga perlu diperhatikan agar tidak ada lagi benih ikan ini yang tercampur ke ikan lain, misalnya nila atau mas, yang kemudian ikut terbawa ke keramba jaring apung dan dapat merusak jaring dari dalam. Perkembangan kemampuan reproduksi secara alami di perairan bebas juga perlu diteliti secara akurat untuk memastikan kemungkinan tingkat perkembangan ikan ini di perairan Indonesia, sejalan juga dengan penelitian terhadap kemampuan ikan ini untuk merusak keramba jaring apung dari luar. Lebih lanjut, perlu juga diteliti kemungkinan ikan ini dapat mendesak ikan lain pada suatu relung yang sama, seperti yang diyakini telah terjadi pada kasus lele dumbo yang mendesak relung lele organik lokal.