Teknik Budidaya Dan Produksi Benih Pare
pada 07.51
Teknik Budidaya Dan Produksi Benih Pare
Paria merupakan bagian dari keluarga Cucurbitaceae bersama dengan mentimun, squash, dan semangka. Daerah asal paria adalah China dan India, namun saat ini telah menyebar ke negara-negara Asia lainnya termasuk Indonesia. Asam folat dan vitamin C banyak terkandung dalam paria. Saat ini paria banyak digunakan sebagai obat bagi penderita diabetes.
Tanam
Tanaman paria cocok dibudidayakan di dataran rendah. Pare dapat ditanam dengan memakai para-para maupun dengan menggunakan lanjaran sebagai tempat untuk merambatnya tanaman. Pare diperbanyak dengan biji dan ditanam pada lubang tanam dan tidak memerlukan pengolahan tanah. Untuk tiap lubang tanam ditami 2 benih. Jarak tanam yang dianjurkan untuk pare adalah 60 cm x 150 cm.
Pemupukan
Pupuk yang diberikan 2 kg pupuk kandang ditambah 10 g NPK 15:15:15 per lubang tanam yang diberikan pada saat tanam.
Pemeliharaan
Pemeliharaan tanaman seperti membersihkan gulma dilakukan pada umur 1 bulan. Pemeliharaan lainnya adalah pemangkasan yang dilakukan sebanyak 2 kali yaitu pada umur 3 minggu dan 6 minggu. Pemangkasan pertama dilakukan dengan cara memotong cabang untuk merangsang pertumbuhan tunas baru. Dengan banyaknya tunas dan cabang yang dibentuk, maka buah yang diproduksi akan lebih banyak. Pemangkasan kedua dilakukan dengan cara memotong daun-daun tua serta cabang yang sakit atau tidak produktif.
Pengendalian hama dan penyakit
Proteksi dilakukan apabila diperlukan, terutama sekali untuk mencegah serangan hama lalat buah.
Panen
Paria mulai dipanen pada umur 2,5 – 3 bulan setelah tanam di dataran tinggi sedangkan di dataran rendah paria mulai dipanen setelah berumur 2 bulan.
Budidaya untuk produksi benih paria hampir sama seperti budidaya konsumsi, kecuali ada perlakuan isolasi jarak dan seleksi (roguing) untuk menjaga kemurnian genetik benih yang dihasilkan. Tanaman paria termasuk tanaman yang menyerbuk silang (cross pollinated) lewat perantara serangga. Isolasi jarak yang digunakan sekitar 1000 m. Seleksi tanaman dilakukan pada fase pertumbuhan vegetatif, fase berbunga dan fase berbuah, meliputi : keseragaman pertumbuhan, bentuk daun, warna bunga, bentuk buah dan lain-lain
Waktu pemanenan benih Pare
Waktu panen benih paria sekitar 34 hari setelah semai, ditandai dengan buah yang telah berwarna kuning. Buah paria dipanen dengan cara dipetik.
Prosesing benih Pare
Prosesing benih dilakukan dengan cara mengeluarkan biji yang berlendir merah, selanjutnya dicuci bersih dan biji akan berwarna coklat. Biji paria yang sudah bersih dari lendir tersebut kemudian dikeringkan. Benih biji paria dapat dihasilkan rata-rata 80 -90 g biji per tanaman.
Pengeringan benih Pare
Biji paria dibungkus kertas kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari selama ± 3 hari. Setelah kadar air biji paria telah mencapai sekitar 5.0 – 8.0 %, biji harus segera dikemas.
Pengemasan benih Pare
Benih atau biji paria dapat dikemas dalam kemasan kertas, namun akan lebih baik lagi jika menggunakan kemasan alumunium foil, karena sifatnya yang kedap udara. Jika memungkinkan udara yang ada dalam kemasan alumunium foil juga dihisap keluar dengan menggunakan alat penghisap (vacuum), sehingga kadar air benih awal dapat dipertahankan.
Penyimpanan benih Pare
Benih yang dikemas dalam kemasan kertas harus disimpan dalam stoples kaca yang telah diberi bahan desikan, seperti : silika gel; arang; abu gosok, sehingga udara didalam stoples diharapkan tetap kering dan dapat mempertahankan kadar air benih awal. Untuk benih yang dikemas dalam kemasan alumunium foil sebaiknya juga disimpan dalam wadah stoples yang tertutup. Selanjutnya stoples disimpan di tempat yang kering dan sejuk. Jika memungkinkan dapat disimpan dalam gudang benih yang suhu dan kelembabannya dapat diatur (t = 18o C; RH = 30%).