CARA MERAMU TANAMAN PURWACENG
CARA MERAMU TANAMAN PURWACENG - Selamat Datang Di Informasi Bisnis dan Budidaya Dalam web KICKBISNIS.COM, anda akan menemukan berbagai macam peluang bisnis dan usaha yang menjanjikan peningkatan perekonomian keluarga anda. Info yang anda temukan pada kami kai ini adalah CARA MERAMU TANAMAN PURWACENG, Siahkan anda simak baik baik ulasan peluang usaha yang akan kami sampaikan di bawah ini , Semoga saja tulisan ini cocok dengan apa yang anda cari selama ini. Selamat Mencoba dan Semoga Sukses.
Purwaceng sebenarnya tergolong tanaman langka dan hampir saja punah, namun kini dapat diselamatkan dengan budi daya menggunakan metode kultur in vitro. Sebetulnya, purwaceng sudah ada sejak zaman kerajaan Hindu. Konon, di zaman dahulu hanya para raja yang mengonsumsinya sebagai minuman. Semakin lama tanaman yang aslinya tumbuh liar di Gunung Perahu dan Gunung Pakujiwo di Dataran Tinggi Dieng, Wonosobo, Jawa Tengah ini, makin banyak dikonsumsi rakyat biasa.
CARA MERAMU TANAMAN PURWACENG
Kini, purwaceng pun sudah banyak dibudidayakan. Meski termasuk jenis perdu, purwaceng merupakan tanaman yang tergolong langka. Dia hanya bisa tumbuh baik di dataran Tinggi Dieng, dengan ketinggian 2.000 dpl (di atas permukaan laut). Tanaman ini memang tergolong “rewel” dalam memilih tempat untuk hidup.
Saat tanaman ini dicabut dari tanah, aroma harum khas purwaceng langsung bisa tercium. Setelah dipanen, purwaceng langsung dicuci bersih sampai ke akarnya. Purwaceng yang masih segar bisa langsung disantap sebagai lalapan, dengan khasiat yang tak berbeda dari tanaman keringnya.
Untuk dijadikan minuman, purwaceng yang sudah dicuci bersih langsung dikeringkan selama 1-2 hari. Jika kering dalam 1 hari, 10 kg purwaceng basah akan menyusut menjadi 1 kg purwaceng kering.
Sedangkan jika kering dalam 2-3 hari, dibutuhkan 11-12 purwaceng basah agar bisa menyusut menjadi 1 kg. Purwaceng kering bisa bertahan sampai satu tahun. Setelah kering, purwaceng siap dijadikan minuman. Untuk mendapatkan khasiat secara nyata, purwaceng harus diminum secara teratur selama 7-15 hari.
Selain dikenal sebagai viagra juga berkhasiat menjaga kesehatan tubuh. Antara lain, menghangatkan tubuh, saraf dan otot, menambah stamina tubuh, menghilangkan masuk angin dan pegal linu, serta melancarkan buang air kecil. Manfaat Lain Purwaceng adalah sebagai sebagai obat analgetika (menghilangkan rasa sakit), menurunkan panas, obat cacing, antibakteri dan antikanker.
Untuk olahan purwaceng dalam bentuk bubuk rasa kopi tak boleh diminum perempuan hamil dan penderita hipertensi serta penyakit jantung. Nah, buat para penggemar minuman tradisional yang menginginkan unsur vitalitas dan keperkasaan bisa meramu purwaceng, Jahe, gula putih, gula palem, krimer, pinang, ginseng, tribulus terrestris, dan kopi. Ramuan ini menghasilkan minuman yang nikmat menyehatkan dan memiliki khasiat keperkasaan.
Berburu Viagra
Untuk menemukan tanaman viagra di alam liar, kita bisa mencarinya di Dataran Tinggi Dieng. Dataran tinggi yang terletak di dua kabupaten, Wonosobo dan Banjarnegara ini mempunyai pemandangan yang sangat mempesona. Perpaduan pemandangan Telaga Warna Dieng dan keberadaan candi-candi Hindu.
Untuk menemukan purwaceng, kita harus menyisir rerumputan dan pepohonan dikawasan Dieng. Namun bila tidak mau repot-repot, bisa mampir di warung-warung yang berjajajar di sekitar perjalanan menuju Telaga Warna. Sudah dikenal bahwa warung warung tersebut menyediakan purwaceng dalam berbagai olahan minuman. Ada dalam bentuk kopi, the, ronde dan lain-lain.
Tepatnya, sebelum memasuki gapura kawasan danau ada sebuah warung yang menyediakan kopi purwaceng, minuman ajaib yang menghangatkan badan. Minuman herbal tersebut dikawasan ini memang tersohor sebagai obat kuat suami istri. Alhasil, setelah beberapa menit minum kopi purwaceng, dipastikan rasa hangat mengaliri tubuh setelah menenggak purwaceng.
Sejak zaman kerajaan Hindu kuno purwaceng memang sudah dikenal. Para raja dijaman itu mengkonsumsi tanaman ini dalam bentuk minuman. Dulu tanaman purwaceng belum dibudidayakan oleh para petani. Selain Dieng, juga tumbuh liar di Gunung Perahu.
“Beberapa penduduk setempat memakan Purwaceng yang masih segar. Jadi juga bisa langsung di konsumsi sebagai lalapan. Khasiatnya juga tidak berbeda jauh dengan yang sudah di keringkan,” ujar Mak Ti (60) penjual kopi purwaceng.
Namun bagi yang menginginkan bentuk lain, purwaceng sudah di jual di dalam kemasan dan sudah dimodifikasi dengan rasa lainnya seperti purwaceng kopi dan purwaceng susu. Jadi bagi orang yang tidak suka jamu tradisional bisa membeli purwaceng yang bukan original.(pra)