Inilah Adab Dalam Menuntut Ilmu Agar Barokah
Inilah Adab Dalam Menuntut Ilmu Agar Barokah
JADILAH PENUNTUT ILMU, BUKAN PENGADU DOMBA
Bila anda duduk di majlis seorang syaikh/ustadz maka ambillah ilmunya, ambil kesimpulan hukumnya beserta dalil yang menjadi landasannya, kemudian katakan dalam hatimu, “Ya Allah… Aku meyakini dan mengikuti ucapan si fulan karena di dalamnya ada firman-Mu dan sabda nabi-Mu”. Jangan sekali-kali engkau meyakini kemaksuman gurumu, menganggap bahwa segala ucapan gurumu pasti benar. Jangan lakukan itu, gurumu adalah manusia yang sama sepertimu, bila ia keliru tinggalkan ucapannya dan jaga kehormatannya.
Diantara problem penuntut ilmu saat ini adalah apabila ia duduk di salah satu majelis, lalu mendengarkan ilmu di majelis tersebut, diapun lantas pindah ke majelis lain dan mengatakan, “Wahai syaikh.! Syaikh/Ustadz fulan mengatakan begini dan begitu, apa pendapatmu.?
Dalam masaalah ini Syaikh/Ustadz fulan menjawab begini dan begitu, apa pendapatmu.? Begini dan begitu, begini dan begitu.
Sampai-sampai tak ada ilmu yang melekat dalam ingatannya, barokah ilmupun dicabut darinya. Ia lebih mirip seorang pengadu domba ketimbang penuntut ilmu .
Dahulu para penuntut ilmu tidak mengetahui cara-cara seperti ini, mereka menyadari kapasitas serta kedudukan setiap alim/ustadz. Sehingga mereka tau bagaimana adab terbaik dalam menyikapi beragam pandangan yang muncul diantara para ulama/ustadz.
(Disarikan dari Majelis Umdatul Fiqh bersama Syaikh Muhammad Muhammad Mukhtar As- Syinqity -hafidzahullah-. Mufti Madinah Al Munawwarah, Pengajar di Masjid Nabawi dan Anggota Tetap Perhimpunan Ulama Besar Kerajaan Saudi Arabia)
______________
Madinah Al-Munawwarah
ACT El Gharantaly