Bubut Jawa, Burung Endemik Yang Mulai Langka

Bubut Jawa, Burung Endemik Yang Mulai Langka - Selamat Datang Di Informasi Bisnis dan Budidaya Dalam web KICKBISNIS.COM, anda akan menemukan berbagai macam peluang bisnis dan usaha yang menjanjikan peningkatan perekonomian keluarga anda. Info yang anda temukan pada kami kai ini adalah Bubut Jawa, Burung Endemik Yang Mulai Langka, Siahkan anda simak baik baik ulasan peluang usaha yang akan kami sampaikan di bawah ini , Semoga saja tulisan ini cocok dengan apa yang anda cari selama ini. Selamat Mencoba dan Semoga Sukses.

lihat juga


Bubut Jawa, Burung Endemik Yang Mulai Langka

Mengenal Jenis Burung Endemik Pulau Jawa Yang Terancam Punah, Burung Bubut Jawa
Menurut situs ensiklopedia bebas wikipedia, Bubut jawa adalah spesies keluarga tekukur, bubut, dan sejenisnya pada familia Cuculidae. Hewan ini endemik di Indonesia. Nama ilmiah atau nama latin dari burung bubut jawa adalah: Centropus nigrorufus
Kondisi konservasi saat ini burung bubut jawa hanya bisa ditemukan dalam jumlah terbatas di Ujung Kulon, Indramayu, Karawang, Segara Anakan (Cilacap), Muara Brantas, Lumajang, dan juga Semarang. Di alam liar biasanya burung bubut memakan ulat, kumbang, belalang, kadal, katak dan lain sebagainya. Burung ini juga banyak yang menguni hutan mangrove dan di daerah dengan dataran 1.200 mdpl dari atas permukaan laut. Di Indonesia, burung bubut sebagian besar menghuni hutan-hutan di pulau Jawa.

Musim berkembangbiak burung ini di mulai dari kisaran bulan januari hingga akhir bulan maret. dan mereka kebanyakan membuat sarang di tempat lokasi rawa dan juga pinggir sungai serta tinggi sangkar mencapai 4 hingga 6 meter dari tanah. banyaknya telur yang di hasilkan sebanyak 1 hingga 3 butir telur saja dalam 1 sarang. mereka mencari makan dengan cara mengais - ngais tanah ataupun dengan mencari makan di tempat ranting - ranting pohon yang rindang di alam liar.

Burung Bubut Jawa, Burung Endemik Pulau Jawa yang populasinya semakin langka
Burung bubut jawa merupakan burung endemik di Pulau Jawa. Ciri khas dari burung ini yaitu postur tubuhnya besar, dengan panjang kurang lebih sekitar 46 cm.

Warna tubuhnya hitam mengkilat, mulai dari kepala, punggung, paruh, kaki, dan ekornya. Akan tetapi bagian sayapnya yang berwarna merah-karat, dan juga untuk bagian iris mata merah menyala.
Penampilan fisik burung bubut jawa / javan coucal (Centropus nigrorufus), jika dilihat sekilas mirip dengan sifat burung predator seperti elang. Meski matanya merah, dengan postur tubuh besar, dan bentuk paruh yang sangar, bubut jawa bukanlah jenis burung raptor atau birds of prey. Burung ini merupakan pemakan serangga dan termasuk dalam keluarga Cuculidae.
Untuk burung bubut jawa yang berjenis kelamin betina memiliki ukuran tubuh yang lebih besar daripada burung jantan. Akan tetapi membedakan jenis kelamin burung ini tetap akan terasa sulit.
Bubut Jawa (Centropus nigrorufus) atau Sunda Coucal adalah merupakan jenis burung yang rentan terancam punah dan hanya ditemukan di pulau Jawa. Habitatnya berada di daerah pesisir atau dekat pantai di bagian utara dan selatan pulau Jawa. Menariknya jenis ini masih bisa kita jumpai di kawasan Muara Angke, Jakarta Utara. salah satu penyebab berkurangnya populasi bubut Jawa di alam karena hilangnya habitat mereka berupa hutan bakau atau mangrove yang beralih fungsi menjadi daerah tambak atau kawasan industri.
 Populasi Burung Bubut Jawa

Walaupun tampilan burung bubut jawa ini sangar seperti burung predator, memiliki paruh yang keras dan besar, bubut jawa merupakan burung pemakan serangga.

Serangga yang disukai oleh burung bubut jawa antara lain yaitu belalang, kupu-kupu besar, ulat bulu, jangkrik, kumbang, dan juga serangga berupa capung.

Tak hanya serangga saja, mereka juga menyukai hewan kecil lainnya seperti siput, lipan, anakan burung, katak , ular kecil, sampai dengan hewan pengerat seperti tikus kecil.

Pada saat berada alam liar, bubut jawa tidak hidup berdampingan dengan spesies burung bubut lainnya, sebab masalah perbedaan habitat.
 Burung Bubut Jawa

Berbagai macam kondisi yang tak kondusif inilah yang memnjadikan keberadaan burung bubut jawa makin langka di habitatnya. Entah itu habitatnya yang ada di hutan-hutan mangrove atau bakau dan juga vegetasi rawa di pesisir utara dan selatan Jawa. Dan sekarang ini, burung bubut jawa hanya bisa ditemukan dalam jumlah terbatas di Ujung Kulon, Indramayu, Karawang, Segara Anakan (Cilacap), Muara Brantas, Lumajang, dan juga Semarang.

Berbeda dengan populasi burung bubut jawa, burung bubut besar dan bubut alang-alang memiliki populasi yang lebih aman. Sebab burung bubut besar dan burung bubut alang alang wilayah persebaran tidak terbatas di Jawa saja. Akan tetapi wilayah persebarannya juga beradadi Sumatera (termasuk Nias dan Mentawai), Kalimantan, dan juga tersebar di pulau Bali.

Perkembangbiakan Burung Bubut Jawa

Berdasarkan hasil dari sebuah penelitian yang dilakukan paa tahun 1997, musim berkembang biak burung bubut jawa terjadi pada bulan Januari sampai dengan Maret. Burung burung tersebut akan bersarang dalam sarang yang dibangun dengan menggunakan daun-daun dari tanaman pakis (Acrostichium) yang terdapat di pinggir sungai atau berada di pinggiran rawa.

Sarang burung bubut jawa biasanya diletakkan sekitar 3 sampai dengan 6 meter di atas permukaan air pada hutan bakau. Terdapat perbedaan data mengenai jumlah telur yang dihasilkan burung bubut jawa betina.

Sekarang ini burung bubut jawa sudah dimasukkan ke dalam daftar burung yang terancam punah.Sebab populasi burung bubut jawa yang semakin menipis.

Memang untuk sebagian besar burung endemik di Pulau Jawa sudah menghadapi masalah kehidupan yang sangat krusial. Perkembangan mengenai pembangunan yang pesat di Jawa, melebihi pembangunan yang ada dikawasan lain. Keadaan ini menjadikan jutaan hektare kawasan hutan yang menjadi habitatnya lenyap akibat alihfungsi lahan dan kerusakan yang tak terselesaikan. Maka, burung endemik yang umumnya penetap ini kehilangan sumber pakan alaminya, dan sebagian besar bahkan mati. Pada saat laju pertumbuhan populasi bubut jawa sangat rendah, hanya bertelur 1-3 butir pastinya akan menurunkan angka populasinya di alam liar.

Sumber: omkicau.com. cerewed.com, sobatkicau.com, wikipedia.com dll
Blogger
Disqus

Tidak ada komentar