Tampilkan postingan dengan label Peluang Usaha Budidaya. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Peluang Usaha Budidaya. Tampilkan semua postingan
Teknik Budidaya Cabe Hibrida

Teknik Budidaya Cabe Hibrida

Teknik Budidaya Cabe Hibrida
Tahapan pengolahan tanah dilakukan dengan tata cara sebagai berikut :
  • Lahan dibersihkan dari sisa-sisa tanaman atau perakaran dari pertanaman sebelumnya.
  • Tanah dibajak atau dicangkul sedalam 30 40 cm, kemudian dikeringkan selama 7 14 hari.
  • Tanah yang sudah agak kering segera dibentuk bedengan-bedengan selebar 110 120 cm, tinggi 40 50 cm, lebar parit 60 70 cm, sedangkan panjang bedengan sebaiknya lebih dari 12 meter. Khusus pada tanah yang banyak mengandung air (mudah becek), sebaiknya parit dibuat sedalam 60 70 cm.
  • Di sekeliling lahan kebun cabai dibuat parit keliling selebar dan sedalam 70 centimeter.
  • Pada saat 70% bedengan kasar terbentuk, bedengan dipupuk dengan pupuk kandang (kotoran ayam, domba, kambing, sapi ataupun kompos) yang telah matang sebanyak 1,0 1,5 kg/tanaman.
  • Pada tanah yang pH-nya masam, bersamaan dengan pemberian pupuk kandang dilakukan pengapuran sebanyak 100 125 gram/tanaman.
  • Pupuk kandang dan kapur pertanian dicampur dengan tanah bedengan secara merata sambil dibalikkan, kemudian dibiarkan diangin anginkan selama kurang lebih 2 minggu.

Teknik Budidaya Cabe Hibrida

Catatan :
Jika populasi cabai hibrida per hektar antara 18.000 20.000 tanaman pada jarak tanam 60 x 70 cm, maka diperlukan pupuk kandang 18 30 ton, dan kapur pertanian 1,8 2,0 ton.

Bersamaan dengan terbentuknya bedengan kasar, dilakukan penyiapan benih dan pembibitan di pesemaian. Untuk lahan (kebun) seluas 1 hektar diperlukan benih + 180 gr atau 18 bungkus kemasan masing-masing berisi 10 gram. Benih dapat disemai langsung satu dalam bumbung (koker) yang terbuat dari daun pisang ataupun polybag kecil ukuran 8 x 10 cm, tetapi dapat pula dikecambahkan terlebih dahulu. Sebelum dikecambahkan, benih cabai sebaiknya direndam dulu dalam air dingin ataupun air hangat 550 600 selama 15 30 menit untuk mempercepat proses perkecambah-an dan mencucihamakan benih tersebut. Bila benih cabai akan disemai langsung dalam polybag, maka sebelumnya polybag harus diisi dengan media campuran tanah halus, pupuk kandang matang halus, ditambah pupuk NPK dihaluskan serta Furadan atau Curater. Sebagai pedoman untuk campuran adalah : tanah halus 2 bagian (2 ember volume 10 liter) + 1 bagian pupuk kandang matang halus (1 ember volume 10 liter) + 80 gr pupuk NPK dihaluskan (digerus) + 75 gr Furadan. Bahan media semai tersebut dicampur merata, lalu dimasukkan ke dalam polybag hingga 90% penuh. Benih cabai hibrida yang telah direndam, disemaikan satu per satu sedalam 1,0 1,5 cm, lalu ditutup dengan tanah tipis. Berikutnya semua polybag yang telah diisi benih cabai disimpan di bedengan secara teratur dan segera ditutup dengan karung goni basah selama + 3 hari agar cepat berkecambah. Bila benih dikecambahkan terlebih dahulu, maka sehabis direndam harus segera dimasukkan ke dalam lipatan kain basah (lembab) selama + 3 hari. Setelah benih keluar bakal akar sepanjang 2-3 mm, dapat segera disemaikan ke dalam polybag. Cara ini untuk meyakinkan daya kecambah benih yang siap disemai dalam polybag. Tata cara penyemaian benih ke dalam polybag prinsipnya sama seperti cara di atas hanya perlu alat bantu pinset agar kecambah benih cabai tidak rusak. Penyimpanan polybag berisi semaian cabai dapat ditata dalam rak-rak kayu atau bambu, namun dapat pula diatur rapi di atas bedengan-bedengan selebar 110 120 cm. Setelah semaian cabai tersebut diatur rapi, maka harus segera dilindungi dengan sungkup dari bilah bambu beratapkan plastik bening (transparan) ataupun jaring net kassa. Selama bibit di pesemaian, kegiatan rutin pemeliharaan adalah penyiraman 1-2 kali/hari atau tergantung cuaca, dan penyemprotan pupuk daun pada dosis rendah 0,5 gr/liter air saat tanaman muda berumur 10 15 hari, serta penyemprotan pestisida pada konsentrasi setengah dari yang dianjurkan untuk mengendalikan serangan hama dan penyakit.

Pemasangan MPHP
Sebelum MPHP dipasang untuk menutupi permukaan bedengan, terlebih dahulu dilakukan pemupukan pupuk buatan secara total sekaligus. Jenis dan dosis pupuk yang biasa digunakan untuk cabai hibrida adalah sebagai berikut :

Untuk praktisnya dapat menghitung pupuk per bedengan. Misalnya panjang bedengan 12 meter, jarak tanam 60 x 70 cm akan berisi 40 tanaman. Jadi, pupuk yang diperlukan sejumlah + 4 kg, yang terdiri atas perbandingan 3 ZA : 1 Urea : 2 TSP : 1,5 Kcl, dengan catatan tiap 100 kg pupuk campuran tadi ditambahkan 1 kg Borate dan 1,5 kg Furadan. Campuran pupuk buatan ini disebar merata sambil diaduk dan dibalikkan dengan tanah bedengan. Kemudian bedengan diratakan kembali sambil dirapihkan, dan setelah itu disiram air secukupnya agar pupuk dapat larut ke lapisan tanah. Pemasangan MPHP sebaiknya memperhatikan cuaca, yakni pada saat terik matahari antara pukul 14.00 16.00 agar plastik tersebut memanjang (memuai) dan menutup tanah serapat mungkin. Pemasangan MPHP minimal dilakukan oleh 2 orang. Caranya adalah : tariklah kedua ujung MPHP ke masing-masing ujung bedengan arah memanjang. Kemudian dikuatkan dengan pasak bilah bambu berbentuk U yang ditancapkan di setiap sisi bedengan. Berikutnya tarik pula lembar MPHP ke bagian sisi kiri kanan (lebar) bedengan hingga nampak rata menutup permukaan bedengan. Kuatkan dengan pasak bilah bambu pada setiap jarak 40 50 cm. Bedengan yang telah ditutup MPHP dibiarkan dulu selama + 5 hari agar pupuk buatan larut dalam tanah dan tidak membahayakan (toksis) bibit cabai yang ditanam.

Waktu tanam yang paling baik adalah pagi atau sore hari, dan bibit cabai telah berumur 17 23 hari atau berdaun 2 4 helai. Sehari sebelum tanam, bedengan yang telah ditutup MPHP harus dibuatkan lubang tanam dulu. Jarak tanam untuk cabai merah hibrida adalah 60 x 70 cm atau 70 x 70 cm, sedangkan cabai paprika 50 x 70 cm atau 60 x 70 cm. Pembuatan lubang tanam dapat menggunakan alat bantu khusus yang terbuat dari potongan pipa besi diisi arang. Penggunaan alat ini dengan cara menempelkan ujung bawahnya pada MPHP sesuai dengan jarak tanam yang telah ditetapkan. Dengan cara demikian MPHP akan berlubang berupa bulatan-bulatan kecil berdiameter + 6 8 cm. Selain itu, dapat juga menggunakan alat bantu bekas kaleng susu yang salah satu permukaannya telah dipotong. Cara penggunaan kaleng bekas susu ini adalah : tutupkan pada calon lubang tanam yang telah ditetapkan, kemudian putarlah sambil ditekan alakadarnya, maka akan langsung terbentuk lubang kecil. Cara lain adalah menggunakan pisau silet atau pisau cutter dengan cara dikeratkan langsung pada MPHP berbentuk bulatan kecil. Bibit cabai hibrida yang siap dipindahtanamkan segera disiram dengan air bersih secukupnya. Kemudian bersama dengan polybagnya direndam dalam larutan fungisida sistemik atau bakterisida pada dosis 0,5 1,0 gram/liter air selama 15 30 menit untuk mencegah penularan hama dan penyakit. Setelah media semainya cukup kering, bibit cabai hibrida dikeluarkan dari polybag secara hati-hati. Caranya : ambil polybag berisi bibit sambil dibalikkan dan pangkal batang bibit cabai dijepit oleh jari telunjuk dan jari tengah. Bagian dasar polybag ditepuk-tepuk secara pelan dan hati-hati, maka bibit cabai akan keluar bersama akar dan medianya. Bibit cabai hibrida siap langsung ditanam pada lubang tanam yang tersedia.

Cara penanaman bibit cabai adalah : mula-mula sebagian tanah pada lubang tanam diangkat kira-kira seukuran media polybag; kemudian bibit dimasukkan sambil diurug tanah hingga dekat pangkal batangnya cukup padat. Bibit cabai hibrida yang disemai dalam polybag ini, begitu dipindahtanamkan langsung tumbuh (segar) tanpa mengalami kelayuan (stagnasi). Selesai tanam, segera disiram sampai tanahnya cukup basah.

Kegiatan pokok pemeliharaan tanaman meliputi : pemasangan ajir (turus), penyiraman (pengairan), perempelan tunas dan bunga pertama, pemupukan tambahan (susulan), perempelan daun bawah di bawah cabang, pengendalian hama dan penyakit. Khusus untuk cabai paprika yang sifatnya peka terhadap sinar matahari yang terik diperlukan naungan beratap plastik bening (transparan). Pemasangan kerangka naungan ini bisa tunggal per bedengan, atau 2 bedengan bahkan tiap 4 bedengan; tergantung dari kepraktisan maupun ketersediaan bahan.

Tata cara pemasangan sungkup (naungan) untuk cabai paprika (atau cabai hibrida di musim hujan), pada prinsipnya adalah sebagai berikut :

  • Pasang tiang-tiang dari bambu gelondongan setinggi 50 80 cm di bagian pinggir bedengan; arahnya memanjang pada jarak tiap 3-4 meter.
  • Pasang bilah bambu yang bentuknya dilengkungkan setengah lingkaran setinggi 160 200 cm dari permukaan tanah. Caranya adalah dengan memasukkan ujung bilah bambu ke dalam lubang bambu gelondongan yang letaknya berpasangan.
  • Hubungkan antara kerangka sungkup yang satu dengan yang lainnya dengan bilah bambu yang dipasang memanjang, kemudian ikat dengan tali kawat, hingga akhirnya sungkup (kerangka) naungan siap dipasang atap plastik bening.
  • Pasang atap plastik bening, dan kuatkan dengan tali pengikat agar tidak mudah lepas oleh terpaan angin.

Kegiatan pemeliharaan tanaman untuk semua jenis atau varietas cabai hibrida umumnya meliputi :

Pemasangan ajir (turus)
Cabai hibirida umumnya berbuah lebat, sehingga untuk menopang pertumbuhan tanaman agar kuat dan kokoh serta tidak rebah perlu dipasang ajir (turus) dari bilah bambu setinggi 125 cm, lebar + 4 cm dan tebalnya + 2 cm. Ajir dipasang (ditancapkan) tegak tiap 3 tanaman cabai 1 ajir secara berjajar mengikuti arah panjang bedengan. Antara ajir dengan ajir lainnya dihubungkan dengan bilah bambu memanjang (gelagar) tepat pada ketinggian 80 cm dari permukaan tanah. Pemasangan ajir harus sedini mungkin, yakni pada saat tanaman belum berumur 1 bulan setelah pindah tanam. Hal ini untuk mencegah terjadinya kerusakan akar tanaman cabai sewaktu memasang (menancapkan) ajir. Khusus untuk cabai paprika, pemasangan ajir setiap tanaman 1 ajir.

Pada fase awal pertumbuhan atau saat tanaman cabai masih menyesuaikan diri terhadap lingkungan kebun (adaptasi), maka penyiraman perlu dilakukan secara rutin tiap hari, terutama di musim kemarau. Setelah tanaman tumbuh kuat dan perakarannya dalam, pengairan berikutnya dilakukan dengan cara dileb setiap 3 4 hari sekali. Pengeleban ini airnya cukup sampai batas antara tanah bagian bawah dengan ujung MPHP. Setelah tanah bedengan basah, airnya segera dibuang kembali melalui saluran pembuangan. Tanah yang becek atau menggenang akan memudahkan tanaman terserang penyakit layu. Di lahan tertentu yang tidak mungkin melakukan pengairan dengan cara dileb, dapat menggunakan teknik kocoran melalui selang yang dialirkan di antara 4 tanaman. Ujung selang dimasukkan ke dalam lubang MPHP di tengah-tengah bedengan. Tanaman cabai hibrida di bawah 40 hari, memerlukan pengairan yang intensif dan rutin. Sedangkan tanaman yang sudah produktif (berbuah) tidak mutlak memerlukan air banyak. Tetapi yang terpenting adalah menjaga agar tanah tidak kekeringan.

Perempelan Cabe Hibrida
Cabai hibrida umumnya bertunas banyak yang tumbuh dari ketiak-ketiak daun. Tunas ini tidak produktif dan akan mengganggu pertumbuhan secara optimal. Oleh karena itu, perlu dilakukan perempelan (pembuangan) tunas samping.

Perempelan tunas samping dilakukan pada tanaman cabai hibrida yang berumur antara 7 20 hari. Semua tunas samping dibuang agar tanaman tumbuh kuat dan kokoh. Saat terbentuk cabang, maka perempelan tunas dihentikan. Biasanya perempelan tunas ini dilakukan 2 3 kali. Tanpa perempelan tunas samping, pertumbuhan tanaman cabai akan lambat.

Ketika tanaman cabai mengeluarkan bunga pertama dari sela-sela percabangan pertama, maka bunga ini pun harus dirempel. Tujuan perempelan bunga perdana ini adalah untuk merangsang pertumbuhan tunas-tunas dan percabangan di atasnya yang lebih banyak dan produktif menghasilkan buah yang lebat. Kelak tanaman cabai hibrida yang sudah berumur 75 80 hari biasanya sudah membentuk percabangan yang optimal. Daun-daun tua yang ada di bawah cabang dapat dirempel, terutama daun yang terserang hama dan penyakit. Daun tua tersebut sudah tidak produktif lagi, bahkan seringkali menjadi sumber penularan hama dan penyakit. Perempelan daun-daun tua ini jangan terlalu awal, sebab pertumbuhan cabang daun belum optimal. Kesalahan perempelan daun tua, justru berakibat fatal, yakni menyebabkan tanaman cabai tumbuh merana dan produksinya menurun.

Pemupukan Tambahan (susulan)
Sekalipun tanaman cabai hibrida sudah dipupuk total pada saat akan memasang MPHP, namun untuk menyuburkan pertumbuhan yang prima dapat diberi pupuk tambahan (susulan). Jenis pupuk yang digunakan pada fase pertumbuhan vegetatif aktif (daun dan tunas) adalah pupuk daun yang kandungan Nitrogennya tinggi, misalnya Multimicro dan Complesal cair. Interval penyemprotan pupuk daun antara 10 14 hari sekali, dengan dosis atau konsentrasi yang tertera pada labelnya (kemasan) pupuk daun tersebut. Pada fase pertumbuhan bunga dan buah (generatif), masih perlu pemberian pupuk daun yang mengandung unsur Phospor dan Kaliumnya tinggi, misalnya Complesal merah, Kemira merah ataupun Growmore Kalsium. Untuk memacu pertumbuhan bunga dan buah, tanaman cabai yang berumur 50 hari dapat dipupuk susulan berupa NPK atau campuran ZA, Urea, TSP, Kcl, (1 : 1 : 1 : 1) sebanyak + 4 sendok makan. Cara pemberiannya adalah dengan melubangi MPHP diantara 4 tanaman. Kemudian pupuk dimasukkan melalui lubang tersebut sambil diaduk-aduk dengan tanah dan langsung disiram air bersih agar cepat larut dan meresap ke dalam tanah. Pemupukan susulan berikutnya masih diperlukan, terutama bila kondisi pertumbuhan tanaman cabai kurang memuaskan atau karena terserang hama dan penyakit. Jenis dan dosis pupuk yang digunakan adalah NPK sebanyak 4-5 kg yang dilarutkan dalam 200 liter air (1 drum). Pemberiannya adalah dengan cara dikocorkan pada setiap tanaman sebanyak 300 500 cc atau tergantung kebutuhan. Cara pengocoran dapat dilakukandengan alat bantu corong atau selang sepanjang 0,5 1,0 m dimasukkan ke dalam lubang MPHP dekat pangkal batang tanaman cabai. Pengocoran pupuk larutan ini dapat dilakukan setiap dua minggu sekali. Varietas cabai hibrida umumnya bisa berbuah cukup lama, sehingga dapat dipanen beberapa kali (12 14 kali), terutama pada hibrida Hot Beauty dan Hero. Setiap kali selesai panen perlu dipupuk susulan untuk mempertahankan produktivitas buah. Jenis dan dosis pupuknya adalah berupa NPK atau campuran ZA, Urea, TSP, KCl, (1 : 1 : 1 : 1) sebanyak 2 sendok per tanaman yang diberikan di antara 2 tanaman cabai bagian kiri dan kanan. Pada kondisi pertumbuhan tanaman cabai cukup bagus, pemberian pupuk susulan ini cukup sebulan sekali. Pemupukan Nitrogen pada cabai hibrida dianjurkan 2 macam sumber N, yaitu ZA san Urea. Pupuk ZA selain mengandung unsur Nitrogen, juga kaya akan unsur Belerang (S) yang diperlukan untuk pertumbuhan cabai hibrida secara optimal.


KEUNTUNGAN PENGGUNAAN PLASTIK HITAM-PERAK
Mulsa plastik yang dianggap baik di daerah subtropis adalah yang berwarna hitam dengan ketebalan 50 mikron. Mulsa Plastik Hitam (MPH) sudah membudaya pada tanaman mentimun, tomat, strawberri dan kubis bunga. Adaptasi atau pengembangan teknologi sistem Mulsa Plastik dirintis oleh Jepang dan Taiwan yang memperkenalkan Mulsa Plastik Hitam Perak (MPHP). MPHP ini memiliki dua muka dan dua warna, yaitu muka pertama berwarna hitam dan muka kedua berwarna perak. Warna hitam untuk menutup permukaan tanah, warna perak sebagai permukaan atas tempat menanam suatu tanaman budidaya.

Keuntungan bertani sistem MPHP antara lain :
  • Pemberian pupuk dapat dilakukan sekaligus total sebelum tanam.
  • Warna hitam dari mulsa menimbul-kan kesan gelap sehingga dapat menekan rumput-rumput liar atau gulma.
  • Warna perak dari mulsa dapat memantulkan sinar matahari ; sehingga dapat mengurangi hama aphis, trips dan tungau, serta secara tidak langsung menekan serangan penyakit virus.
  • Menjaga tanah tetap gembur, suhu dan kelembaban tanah relatif tetap (stabil).
  • Mencegah tercucinya pupuk oleh air hujan, dan penguapan unsur hara oleh sinar matahari.
  • Buah cabai yang berada di atas permukaan tanah terhindar dari percikan air tanah sehingga dapat mengurangi resiko berjangkitnya penyakit busuk buah.
  • Kesuburan tanah karena pemupukan dapat merata, sehingga pertumbuhan dan produksi tanaman budidaya relatif seragam (homogen).
  • Praktis untuk melakukan sterilisasi tanah dengan menggunakan gas fumigan seperti Basamid-G, karena fungsi MPHP mempercepat proses pembentukan gas zat fumigan tanpa harus membeli plastik khusus.
  • Secara ekonomis penggunaan MPHP dapat mengurangi pekerjaan penyiangan dan penggemburan tanah, sehingga biaya pengadaan MPHP dapat dialokasikan dari biaya pemeliharaan tanaman tersebut.
  • Pada musim kering (kemarau), MPHP dapat menekan penguapan air dari dalam tanah, sehingga tidak terlalu sering untuk melakukan penyiraman (pengairan).
Cara Budidaya Tanaman Sayuran Secara Vertikultur

Cara Budidaya Tanaman Sayuran Secara Vertikultur

Cara Budidaya Tanaman Sayuran Secara Vertikultur
Sesuai dengan asal katanya dari bahasa Inggris, yaitu vertical dan culture, maka vertikultur adalah sistem budidaya pertanian yang dilakukan secara vertikal atau bertingkat, baik indoor maupun outdoor. Sistem budidaya pertanian secara vertikal atau bertingkat ini merupakan konsep penghijauan yang cocok untuk daerah perkotaan dan lahan terbatas. Misalnya, lahan 1 meter mungkin hanya bisa untuk menanam 5 batang tanaman, dengan sistem vertikal bisa untuk 20 batang tanaman. Vertikultur tidak hanya sekadar kebun vertikal, namun ide ini akan merangsang seseorang untuk menciptakan khasanah biodiversitas di pekarangan yang sempit sekalipun. Struktur vertikal, memudahkan pengguna membuat dan memeliharanya. Pertanian vertikultur tidak hanya sebagai sumber pangan tetapi juga menciptakan suasana alami yang menyenagkan.
Budidaya Tanaman Sayuran Secara Vertikultur

Model, bahan, ukuran, wadah vertikultur sangat banyak, tinggal disesuaikan dengan kondisi dan keinginan. Pada umumnya adalah berbentuk persegi panjang, segi tiga, atau dibentuk mirip anak tangga, dengan beberapa undak-undakan atau sejumlah rak. Bahan dapat berupa bambu atau pipa paralon, kaleng bekas, bahkan lembaran karung beras pun bisa, karena salah satu filosofi dari vertikultur adalah memanfaatkan benda-benda bekas di sekitar kita.

Persyaratan vertikultur adalah kuat dan mudah dipindah-pindahkanTanaman yang akan ditanam sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan dan memiliki nilai ekonomis tinggi, berumur pendek, dan berakar pendek. Tanaman sayuran yang sering dibudidayakan secara vertikultur antara lain selada, kangkung, bayam, pokcoy, caisim, katuk, kemangi, tomat, pare, kacang panjang, mentimun dan tanaman sayuran daun lainnya.
Untuk tujuan komersial, pengembangan vertikultur ini perlu dipertimbangkan aspek ekonomisnya agar biaya produksi jangan sampai melebihi pendapatan dari hasil penjualan tanaman. Sedangkan untuk hobiis, vertikultur dapat dijadikan sebagai media kreativitas dan memperoleh panenan yang sehat dan berkualitas.

Pembuatan wadah tanam vertikultur
Contoh salah satu wadah tanam dibuat dari dua batang bambu yang masing-masing panjangnya 120 cm, dengan pembagian 100 cm untuk wadah tanam dan 20 cm sisanya untuk ditanam ke tanah. Pada setiap bambu akan dibuat lubang tanam sebanyak 10 buah. Bambu dipilih yang batangnya paling besar, lalu dipotong sesuai dengan ukuran yang ditetapkan. Semakin bagus kualitas bambu, semakin lama masa pemakaiannya. Di bagian 20 cm terdapat ruas yang nantinya akan menjadi ruas terakhir dihitung dari atas. Semua ruas bambu kecuali yang terakhir dibobol dengan menggunakan linggis supaya keseluruhan ruang dalam bambu terbuka. Di bagian inilah nantinya media tanam ditempatkan. Untuk ruas terakhir tidak dibobol keseluruhan, melainkan hanya dibuat sejumlah lubang kecil dengan paku untuk sirkulasi air keluar wadah.
Budidaya Tanaman Sayuran Secara Vertikultur

Selanjutnya dibuat lubang tanam di sepanjang bagian 100 cm dengan menggunakan bor listrik. Dapat juga menggunakan alat lain seperti pahat untuk membuat lubang. Lubang dibuat secara selang-seling pada keempat sisi bambu (asosiasikan permukaan bambu dengan bidang kotak). Pada dua sisi yang saling berhadapan terdapat masing-masing tiga lubang tanam, pada dua sisi lainnya masing-masing dua lubang tanam, sehingga didapatkan 10 lubang tanam secara keseluruhan. Setiap lubang berdiameter kira-kira 1,5 cm, sedangkan jarak antar lubang dibuat 30 cm.

Pengadaan media tanam
Media tanam adalah tempat tumbuhnya tanaman untuk menunjang perakaran. Dari media tanam inilah tanaman menyerap makanan berupa unsur hara melalui akarnya. Media tanam yang digunakan adalah campuran antara tanah, pupuk kompos, dan sekam dengan perbandingan 1:1:1. Setelah semua bahan terkumpul, dilakukan pencampuran hingga merata. Tanah dengan sifat koloidnya memiliki kemampuan untuk mengikat unsur hara, dan melalui air unsur hara dapat diserap oleh akar tanaman dengan prinsip pertukaran kation. Sekam berfungsi untuk menampung air di dalam tanah sedangkan kompos menjamin tersedianya bahan penting yang akan diuraikan menjadi unsur hara yang diperlukan tanaman.

Campuran media tanam kemudian dimasukkan ke dalam bambu hingga penuh. Untuk memastikan tidak ada ruang kosong, dapat digunakan bambu kecil atau kayu untuk mendorong tanah hingga ke dasar wadah (ruas terakhir). Media tanam di dalam bambu diusahakan agar tidak terlalu padat supaya air mudah mengalir, juga supaya akar tanaman tidak kesulitan “bernafas”, dan tidak terlalu renggang agar ada keleluasaan dalam mempertahankan air dan menjaga kelembaban.

Persiapan bibit tanaman dan penanaman
Sebelum berencana membuat wadah vertikal, terlebih dahulu mempersiapkan sejumlah bibit tanaman, Ketika tanaman sudah mencapai umur siap dipindahkan, pada dasarnya ada tiga tahap dalam proses ini, yaitu persemaian, pemindahan, dan penanaman.
Seperti halnya menanam, menyemaikan benih juga memerlukan wadah dan media tanam. Wadah bisa apa saja sepanjang dapat diisi media tanam seperlunya dan memiliki lubang di bagian bawah untuk mengeluarkan kelebihan air. Persemaian menggunakan wadah khusus persemaian benih yang disebut tray dengan jumlah lubang 128 buah (tray lain jumlah dan ukuran lubangnya bervariasi). Dapat juga persemain menggunakan sebuah pot ukuran sedang dan sebuah bekas tempat kue. Adapun untuk media tanamnya adalah media tanam dari produk jadi yang bersifat organik.

Jika menggunakan tray, jumlah benih yang dapat disemaikan sudah terukur karena setiap lubang diisi sebuah benih (walaupun bisa juga diisi 2 atau 3). Jika menggunakan wadah lain maka jumlah benih yang dapat disemaikan disesuaikan dengan ukuran wadahnya, dalam hal ini jarak tanam benih diatur sedemikian rupa agar tidak berdempetan. Dua-tiga minggu setelah persemaian benih sudah berkecambah dan mengeluarkan 3-4 daun. Idealnya, benih yang sudah tumbuh daun berjumlah 4-5 helai sudah layak dipindahtanamkan.

Bibit tanaman yang dipindahkan ke wadah vertukultur sudah berumur lebih dari satu bulan, daunnya pun sudah bertambah. Karena hanya memiliki total 20 lubang tanam dari dua batang bambu, maka cukup leluasa untuk memilih 20 bibit terbaik. Sebelum bibit-bibit ditanam di wadah bambu, terlebih dahulu menyiramkan air ke dalamnya hingga jenuh, ditandai dengan menetesnya air keluar dari lubang-lubang tanam. Setelah cukup, baru mulai menanam bibit satu demi satu. Semua bagian akar dari setiap bibit harus masuk ke dalam tanah. Setiap jenis bibit (cabe merah dan tomat) dikelompokkan di wadah bambu terpisah.

Pemeliharaan tanaman dengan sistem vertikultur
Tanaman juga memerlukan perawatan, seperti halnya makhluk hidup yang lain. Tanaman memerlukan perhatian dan kasih sayang. Selain penyiraman dilakukan setiap hari juga perlu pemupukan, dan juga pengendalian hama penyakit.

Sebaiknya pupuk yang digunakan adalah pupuk organik misalnya pupuk kompos, pupuk kandang atau pupuk bokashi. Disarankan agar sayuran buah seperti cabe, tomat tidak mudah rontok sebaiknya menambahkan KCL satu sendok teh atau sendok makan tergantung besar kecilnya pohon. Pemberian KCL setiap 5 sampai 6 bulan sekali. Di perkotaan, pupuk kandang atau kompos harganya menjadi mahal. Limbah dapur atau daun-daun kering bisa dimanfaatkan untuk pembuatan pupuk bokashi. Pupuk bokashi adalah hasil fermentasi bahan organik (jerami, sampah organik, pupuk kandang, dan lain-lain) dengan teknologi EM yang dapat digunakan sebagai pupuk organik untuk menyuburkan tanah dan meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman. Bokashi dapat dibuat dalam beberapa hari dan bisa langsung digunakan sebagai pupuk.

Kalau di daerah pedesaan, biasanya sampah atau kotoran hewan dimasukkan ke sebuah lubang. Kalau lubangnya sudah penuh, sampah dibakar dan sebagai pupuk. Dengan catatan, pupuk kotoran hewan yang akan digunakan hendaknya sudah tidak berbau busuk. Di swalayan, kios tanaman saat ini sudah banyak dijual pupuk kandang yang sudah kering, tidak berbau, dan steril.

Saat ini masyarakat mulai banyak mempertimbangkan mengkonsumsi hasil panen yang Iebih sehat cara penanamannya, yaitu menggunakan pupuk dan pengendalian hama alami, meskipun harga produk tersebut lebih mahal.

Saran untuk berkebun di rumah sebaiknya tidak menggunakan bahan kimia. Ditekankan pula jangan menggunakan furadan untuk membunuh hama yang ada di dalam tanah. Penggunaan furadan bisa mengurangi tingkat kesuburan tanah dan juga mencemari tanaman kurang lebih selama sebulan. Jadi, sebaiknya untuk tanaman sayuran tidak perlu digunakan furadan.

Pemanenan Tanaman Sayuran Secara Vertikultur
Pemanenan sayuran biasanya dilakukan dengan sistem cabut akar (sawi, bayam, seledri, kemangi, selada, kangkung dan sebagainya). Apabila kita punya tanaman sendiri dan dikonsumsi sendiri akan lebih menghemat apabila panen dilakukan dengan mengambil daunnya saja. Dengan cara tersebut tanaman sayuran bisa bertahan lebih lama dan bisa panen berulang-ulang.
Teknik dan Cara Budidaya Labu

Teknik dan Cara Budidaya Labu

Teknik dan Cara Budidaya Labu
Labu ini disebut juga waluh siem, labu jepang, atau labu jipang. Tanamannya tumbuh merambat ke para-para. Buahnya agak lebih besar dari kepalan tangan. Berbentuk membulat ke bawah. Ada alur pada kulit luar yang agak mirip dengan pembagian ruang dalam buah. Kulit bertonjolan tidak teratur. Kulit buah tipis dengan daging yang tebal. Bila dikupas kandungan getahnya keluar. Oleh karena itu, perlu direndam sebentar dalam air sebelum dimasak. Ada juga yang merebus labu siam muda langsung beserta kulitnya untuk dijadikan lalap.

Teknik dan Cara Budidaya Labu

Tanaman labu tergolong mudah ditanam. Tak heran bila wilayah tanamnya menyebar di berbagai belahan dunia, dari daerah beriklim tropis sampai subtropis. Dataran tinggi berhawa dingin maupun dataran rendah berhawa panas cocok ditanami labu. Labu siam tumbuh dengan baik pada ketinggian 200-1.000 m dpl. Adaptasi labu terhadap perilaku cuaca juga sangat baik. Labu tak hanya mampu berantisipasi terhadap kurangnya air di musim kemarau, melainkan juga terhadap kelebihan air di musim hujan. Labu akan tumbuh optimal pada tanah yang kering, berdrainase dan aerasi baik, gembur, serta kaya bahan organik. Tanah yang cenderung asam dengan pH 5-6,5 justru disukainya. Untuk rata-rata lahan di Indonesia yang berkecenderungan asam, proses pengapuran untuk menaikkan pH bisa diabaikan.

Benih: Labu dikembangbiakkan lewat biji. Untuk labu siam dapat diperoleh bijinya dengan memetik buah yang sudah tua benar. Kemudian diperam di tempat yang lembap hingga keluar tunasnya. Kebutuhan benih untuk labu siam 650 biji/ha, Penanaman Tanah yang sudah diolah dengan pencangkulan 2 kali hingga gembur diberi pupuk kandang. Pupuk kandang sebaiknya ditaruh sekitar lubang tanam. Tanah tak perlu dibedeng atau gulud. Akan tetapi, perlu dibuat parit pengairan sederhana dengan menggali parit kecil di sekeliling lahan dan di antara beberapa baris tanaman. Lubang penanaman dibuat dengan tugal. Masukkan 2-3 biji benih ke dalam lubang. Labu siam yang ditanam dengan para-para menggunakan jarak tanam 4 x 4 m dengan lubang tanamnya harus besar. Pada lubang tanam dimasukkan buah labu siam tua yang sudah bertunas. Tutupi buah dengan tanah dan pelihara tunasnya agar tumbuh dengan baik.

Pemeliharaan Tanaman Labu
Sebelum tanaman labu tumbuh merambat atau menjalar, tindakan penyiangan harus sering dilakukan. Tanah yang belum tertutup seluruhnya gampang sekali ditumbuhi oleh rumput-rumput liar. Tanah di sekitar batang utama tanaman perlu juga ditinggikan. Caranya tarik tanah ke dekat batang tanaman sehingga pada pokok tanaman tanah menjadi lebih tinggi. Setelah tanaman keluar sulur-sulurnya kita perlu membuat parapara . Para-para dibuat dari bambu yang dibelah 2. Tancapkan bambu di sekitar pokok batang. Tinggi bambu dari permukaan tanah sekitar 1,5 m. Jadi bambu dipotong lebih dari itu agar bisa ditancapkan ke dalam tanah dengan kuat. Masing-masing bambu yang dijadikan tiang rambatan disambung dengan bambu lain di bagian atasnya. Jadi, dari atas para-para terlihat seperti kotak-kotak yang saling bersambung. Tambahkan bambu-bambu lagi dalam posisi melintang dan membujur agar bidang kotak menjadi sekitar 30 x 30 cm atau 50 x 50 cm. Pengecilan bidang kotak pada atap para-para dimaksudkan agar buah labu siam dapat tumbuh sempurna dan mudah dipetik. Agar sambungannya kuat lakukan pengikatan atau pemakuan. Para-para harus dibuat sekuat mungkin karena nantinya akan menyangga buahnya yang berat. Pemangkasan pada labu dilakukan saat tanaman berumur 3-6 minggu. Pemangkasan cabang diusahakan agar tunas menyebar dengan baik sehingga buah tumbuh merata dan banyak. Cabang tua yang tidak tumbuh memanjang lagi dipotong ujungnya agar bisa bertunas. Daun tua yang tidak produktif lagi juga dibuang. Pemupukan Kebutuhan pupuk kandang ialah 5 kg per lubang tanam. Selain itu tambahkan NPK sebanyak 100 g/lubang atau 60-100 kg/ha. Pemberiannya dilakukan pada awal penanaman. Pupuk ini dibenamkan dekat batang pokok.

Hama dan Penyakit Tanaman Labu
Hama ulat grayak (Spodoptera litura) dapat menghabiskan daun labu. Tanda serangan bisa dilihat pada bekas gigitan yang sering hanya meninggalkan tulang daun saja. Serangan ulat dilakukan malam hari. Waktu siang hari ulat bersembunyi dalam tanah. Untuk pencegahannya, gulma di sekitar tanaman harus dibersihkan. Selain itu, lakukan penyemprotan sedini mungkin dengan Azodrin, dosisnya 2 cc/l, Kepik Leptoglossus australis menyerang buah labu. Bila hujan, bekas tusukan hama ini akan terkena air hujan sehingga mudah dimasuki oleh cendawan. Akibatnya buah menjadi lembek dan busuk. Bila menyerang daun, bagian tengah tanaman atau seluruhnya menjadi kering. Penyemprotan dengan Azodrin seperti dosis di atas juga mampu mengatasi serangan kepik. Lalat buah yang sering menyerang semangka adalah musuh tanaman labu juga. Bila telumya sudah masuk ke dalam buah maka buah sulit untuk dikonsumsi lagi. Pada belahan buah sering ditemui ulat-ulat kecil dari telur yang sudah menetas. Akibat lainnya, bila menyerang batang, bagian batang membengkak seperti bisul. Untuk mencegah serangan, kebersihan lahan harus dijaga. Selain itu, buah diberongsong dengan kertas, daun pisang, atau plastik. Adapun penyakit yang sering menyerang tanaman labu ialah penyakit layu. Penyebabnya ialah cendawan Fusarium sp. Bibit yang baru tumbuh dan tanaman yang masih muda mudah sekali terserang. Mula-mula ujung daun layu, kemudian mengerut, dan akhirnya kering. Bila tanaman yang terserang dalam areal masih sedikit, cabut tanaman tersebut dan musnahkan. Penyemprotan Benlate 2 g/l air ke tanaman serta di bekas tanah tempat tanaman terkena akan membantu kesehatan tanaman yang lain.

Panen dan Pasca Panen
Labu siam dipanen pertama kali sekitar umur 4 bulan sesudah tanam. Labu siam dipotong tangkainya dengan pisau, tetapi jangan sampai jatuh. Kulitnya yang halus mudah lecet sehingga dapat mengurangi mutunya.
Teknik Budidaya Dan Produksi Benih Pare

Teknik Budidaya Dan Produksi Benih Pare

Teknik Budidaya Dan Produksi Benih Pare
Paria merupakan bagian dari keluarga Cucurbitaceae bersama dengan mentimun, squash, dan semangka. Daerah asal paria adalah China dan India, namun saat ini telah menyebar ke negara-negara Asia lainnya termasuk Indonesia. Asam folat dan vitamin C banyak terkandung dalam paria. Saat ini paria banyak digunakan sebagai obat bagi penderita diabetes.

Benih Pare

Tanam
Tanaman paria cocok dibudidayakan di dataran rendah. Pare dapat ditanam dengan memakai para-para maupun dengan menggunakan lanjaran sebagai tempat untuk merambatnya tanaman. Pare diperbanyak dengan biji dan ditanam pada lubang tanam dan tidak memerlukan pengolahan tanah. Untuk tiap lubang tanam ditami 2 benih. Jarak tanam yang dianjurkan untuk pare adalah 60 cm x 150 cm.
Pemupukan
Pupuk yang diberikan 2 kg pupuk kandang ditambah 10 g NPK 15:15:15 per lubang tanam yang diberikan pada saat tanam.
Pemeliharaan
Pemeliharaan tanaman seperti membersihkan gulma dilakukan pada umur 1 bulan. Pemeliharaan lainnya adalah pemangkasan yang dilakukan sebanyak 2 kali yaitu pada umur 3 minggu dan 6 minggu. Pemangkasan pertama dilakukan dengan cara memotong cabang untuk merangsang pertumbuhan tunas baru. Dengan banyaknya tunas dan cabang yang dibentuk, maka buah yang diproduksi akan lebih banyak. Pemangkasan kedua dilakukan dengan cara memotong daun-daun tua serta cabang yang sakit atau tidak produktif.
Pengendalian hama dan penyakit
Proteksi dilakukan apabila diperlukan, terutama sekali untuk mencegah serangan hama lalat buah.
Panen
Paria mulai dipanen pada umur 2,5 – 3 bulan setelah tanam di dataran tinggi sedangkan di dataran rendah paria mulai dipanen setelah berumur 2 bulan.

Budidaya untuk produksi benih paria hampir sama seperti budidaya konsumsi, kecuali ada perlakuan isolasi jarak dan seleksi (roguing) untuk menjaga kemurnian genetik benih yang dihasilkan. Tanaman paria termasuk tanaman yang menyerbuk silang (cross pollinated) lewat perantara serangga. Isolasi jarak yang digunakan sekitar 1000 m. Seleksi tanaman dilakukan pada fase pertumbuhan vegetatif, fase berbunga dan fase berbuah, meliputi : keseragaman pertumbuhan, bentuk daun, warna bunga, bentuk buah dan lain-lain

Waktu pemanenan benih Pare
Waktu panen benih paria sekitar 34 hari setelah semai, ditandai dengan buah yang telah berwarna kuning. Buah paria dipanen dengan cara dipetik.

Prosesing benih Pare
Prosesing benih dilakukan dengan cara mengeluarkan biji yang berlendir merah, selanjutnya dicuci bersih dan biji akan berwarna coklat. Biji paria yang sudah bersih dari lendir tersebut kemudian dikeringkan. Benih biji paria dapat dihasilkan rata-rata 80 -90 g biji per tanaman.

Pengeringan benih Pare
Biji paria dibungkus kertas kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari selama ± 3 hari. Setelah kadar air biji paria telah mencapai sekitar 5.0 – 8.0 %, biji harus segera dikemas.

Pengemasan benih Pare
Benih atau biji paria dapat dikemas dalam kemasan kertas, namun akan lebih baik lagi jika menggunakan kemasan alumunium foil, karena sifatnya yang kedap udara. Jika memungkinkan udara yang ada dalam kemasan alumunium foil juga dihisap keluar dengan menggunakan alat penghisap (vacuum), sehingga kadar air benih awal dapat dipertahankan.

Penyimpanan benih Pare
Benih yang dikemas dalam kemasan kertas harus disimpan dalam stoples kaca yang telah diberi bahan desikan, seperti : silika gel; arang; abu gosok, sehingga udara didalam stoples diharapkan tetap kering dan dapat mempertahankan kadar air benih awal. Untuk benih yang dikemas dalam kemasan alumunium foil sebaiknya juga disimpan dalam wadah stoples yang tertutup. Selanjutnya stoples disimpan di tempat yang kering dan sejuk. Jika memungkinkan dapat disimpan dalam gudang benih yang suhu dan kelembabannya dapat diatur (t = 18o C; RH = 30%).
Cara Budidaya Dan Produksi Benih Kecipir

Cara Budidaya Dan Produksi Benih Kecipir

Cara Budidaya Dan Produksi Benih Kecipir
Berdasarkan jenisnya tanaman kecipir dibagi kedalam 2 jenis yaitu kecipir berbunga biru dan berbunga putih. Kecipir jenis bunga putih memiliki buah lebih panjang yaitu antara 30 – 40 cm dan berbiji kecil , sedangkan kecipir bunga biru hanya memiliki panjang 15 – 20 cm, serta berbiji besar.
Cara Budidaya Dan Produksi Benih Kecipir

Syarat tumbuh
Kecipir merupakan tanaman tahunan yang dapat tumbuh dari dataran rendah sampai dataran tinggi.
Tanam
Kecipir diperbanyak dengan biji. Cara tanam, pemberian pupuk, pemasangan lanjaran untuk kecipir sama dengan untuk tanaman roay.
Panen
Panen dapat dilakukan setelah tanaman berumur 3,5 – 4 bulan. Keterlambatan panen dapat menyebabkan serat buah keras dan sulit untuk dijual.

Budidaya untuk produksi benih kecipir hampir sama seperti budidaya konsumsi, kecuali ada perlakuan yang bertujuan untuk menjaga kemurnian genetik benih yang dihasilkan, yaitu isolasi jarak dan seleksi (roguing). Kecipir termasuk tanaman yang menyerbuk sendiri (self pollinated), tetapi penyerbukan silang dapat saja terjadi melalui serangga, sehingga diperlukan isolasi jarak sekitar 50 m. Seleksi (roguing) tanaman dilakukan pada fase pertumbuhan vegetatif, fase berbunga, dan fase berbuah, meliputi : keseragaman pertumbuhan, bentuk daun, warna bunga, bentuk buah, dan lain-lain.

Waktu pemanenan benih kecipir sekitar 120 hari setelah semai di dataran tinggi, dicirikan polong telah berwarna coklat. Polong kecipir dipanen dengan cara dipetik.
Pengeringan dan prosesing benih
Polong kecipir untuk dibenihkan dapat dipanen dalam kondisi kering di pohon atau dikeringkan di bawah sinar matahari sampai kadar air biji mencapai sekitar 8.0 – 10.0 %. Selanjutnya biji dikeluarkan dari polong dan harus segera dikemas. Jumlah biji dalam satu polong kecipir beragam, berkisar 5 – 17 biji.

Pengemasan benih kecipir
Benih atau biji kecipir yang telah kering dapat dikemas dalam kemasan kertas, namun akan lebih baik lagi jika menggunakan kemasan alumunium foil karena sifatnya yang kedap udara. Jika memungkinkan udara yang ada dalam kemasan alumunium foil juga dihisap keluar dengan menggunakan alat penghisap (vacuum), sehingga kadar air benih awal dapat dipertahankan.
Penyimpanan benih kecipir

Benih yang dikemas dalam kemasan kertas harus disimpan dalam stoples kaca yang telah diberi bahan desikan, seperti : silica gel; arang; abu gosok, sehingga udara didalam stoples diharapkan tetap kering dan dapat mempertahankan kadar air benih awal. Untuk benih yang dikemas dalam kemasan alumunium foil sebaiknya juga disimpan dalam wadah stoples yang tertutup. Selanjutnya stoples disimpan di tempat yang kering dan sejuk. Jika memungkinkan dapat disimpan dalam gudang benih yang suhu dan kelembabannya dapat diatur (t = 18o C; RH = 30%).
Cara Lengkap Dan Tepat Budidaya Aren

Cara Lengkap Dan Tepat Budidaya Aren

Cara Lengkap Dan Tepat Budidaya Aren
Indonesia sangat kaya akan keaneka ragaman hayati yang terdiri atas flora dan fauna. Salah satu flora jenis pohon yang banyak ditemui di Indonesia adalah Aren (Arenga pinnata). Aren bisa tumbuh subur di tengah pepohonan lain dan semak-semak, di dataran, lereng bukit, lembah, dan gunung hingga ketinggian 1.400 mdpl. Akar tanaman yang bisa mencapai kedalaman 6–8 meter ini dapat menahan erosi, serta sangat efektif menarik dan menahan air. Aren termasuk jenis palma yang multifungsi, karena seluruh bagian tanaman ini dapat dimanfaatkan.

Keuntungan lain dalam pengembangan jenis ini, tanaman yang notabene merajai tanah Indonesia ini tidak membutuhkan pemupukan dan tidak terserang hama ataupun penyakit yang mengharuskan penggunaan pestisida sehingga aman bagi lingkungan. Tidak seperti singkong dan tebu yang dipanen 3-4 bulan sekali, aren dapat dipanen sepanjang tahun. Menurut Kepala Bagian Jasa Iptek Puslit kimia LIPI, Dr. Hery Haeruddin, dalam satu hektar tanah bisa ditanami 75-100 pohon. Satu pohon aren mampu menghasilkan hingga 20 liter nira per hari.

Cara Lengkap Dan Tepat Budidaya Aren

Tanaman aren memiliki segudang kelebihan yang tak tertandingi, dan ke depan dapat dijadikan sebagai salah satu sumber penghasil bioethanol. Aren memproduksi 36.000 liter ethanol per hektar per tahun. Untuk menghasilkan satu liter bioetanol diperlukansekitar 15 liter nira. Masa produktif tanaman aren6-8 tahun.

Sejak tahun 2007, Presiden mencanangkan program nasional penanaman aren di wilayah Indonesia. Anggaran sebesar kurang lebih 60 miliar disiapkan untuk mensukseskan program tersebut. Sebuah angin segar yang menjadi pemacu semangat para petani aren menjadi besar karena permintaan aren tak hanya untuk memenuhi industri gula saja, namun juga untuk industri bioetanol yang saat ini sangat marak. Diperkirakan luas lahan potensial yang bisa digarap untuk lahan aren sekitar 65.000 hektar, tersebar di wilayah Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara, dan Nusa Tenggara Timur.

A. Klasifikasi
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Bangsa : Spadicitlorae
Suku : Palmae
Marga : Arenga
Jenis : Arenga pinnata Merr.
Namaumum/dagang: Aren

B. Nama Daerah
Aceh : Bakjuk/Bakjok
Karo : Pola/Paula
Toba : Bagot
Mandailing : Agaton/Bargat
Jawa : Aren/Kawung
Sunda : Anau/Neluluk/Nanggong
Dayak : Hanau
Toraja : Onau
Ambon : Mana/Nawa-nawa

C. Habitus
Pohon : Tegak, warna hijau kecoklatan, berupa roset batang dan berpelepah. Ketinggian tanaman bisa mencapai 25 m, tanpa banir.

Batang : Tidak berduri, tidak bercabang, diameter dapat mencapai 65 cm. Tanaman ini hampir mirip dengan pohon kelapa, perbedaannya jika pohon kelapa batang pohonnya bersih (pelepah daun yang tua mudah lepas) maka batang pohon aren ini sangat kotor karena batangnya terbalut oleh ijuk sehingga pelepah daun yang sudah tua sulit diambil atau lepas dari batangnya.

Daun : majemuk menyirip, seperti daun kelapa dengan panjang 5 m. Tangkai daun panjangnyadapat mencapai 1,5 meter Panjang helaian daun dapat mencapai 1,45 meter, lebar 7 cm. Anak daun berbentuk Janset, menyirip, pangkal membulat, ujung runcing, tepi rata, tangkai pendek, warnahijau muda-tua. Bagian bawah daun terdapat lapisan lilin.

Bunga : Berkelamin tunggal (berumah satu), bentuk tongkol.

Pada ketiak daun : bunga jantan dan betina menyatu pada tongkol, benang sari banyak, kepala sari bentuk jarum, bunga betina bulat, bakal buah tiga, putih tiga, putih, mahkota berbagi tiga, kuning keputih-putihan.

Buah : Buah buni bentuk bulat atau lonjong, ujung ke dalam, diameter ± 4 cm, beruang tiga dan berbiji tiga, tersusun dalam untaian seperti rantai. Setiap tandan mempunyai 10 tangkai atau lebih, dan setiap tangkai memiliki lebih kurang 50 butir buah berwarna hijau sampai coklat kekuningan. Buah ini tidak dapat dimakan langsung karena getahnya sangat gatal.

Biji : Di dalam buah yang masih belum terlalu matang, biji aren mempunyai tekstur yang lembek dan berwarna bening, kulitnya berwarna kuning dan tipis, bentuk bijinya bulat atau lonjong. Biji muda ini dikenal dengan nama Kolang Kaling.

Akar : Perakaran serabut, penyebaran secara horisontal mendalam dapat mencapai > 5m.

Manfaat Tanaman Aren 
Tegakan Aren dimanfaatkan sebagai tanaman konservasi di kawasan lindung baik dalam kawasan hutan lindung maupun kawasan yang berfungsi sebagai perlindungan setempat. Tegakan Aren dapat dijadikan sebagai pembatas kawasan hutan dengan lahan masyarakat yang diambil manfaatnya oleh masyarakat setempat. Sistem perakaran aren yang serabut dan sebaran horisontal dengan panjang > 5 m sangat efektif dalam mencegah erosi maupun tanah longsor pada tanah yang labil.

Tegakan ini sangat bagus dalam mendukung ketersediaan air tanah, ditunjang oleh sistem perakarannya. Permukaan tanah (pori tanah) di sekitar tegakan cenderung tetap terpelihara, infiltrasi air ke dalam tanah tetap berjalan normal dan air permukaan kecil sehingga kondisi air tanah (air estetik) tetap stabil. Di musim panas tegakan ini tidak boros air yang bermanfaat membuat proses evapotranspirasi secarakeseluruhan berlangsung rendah.

Kayu untuk berbagai macam peralatan dan bangunan. Batang dapat diambil pati/tepungnya yang dimanfaatkan untuk berbagai macam makanan. Untuk diambil patinya, pohon aren harus sudah berumur sekitar 20 tahun. Tepung aren ini memiliki keunggulan yang khas, belum adasubstitusinya. 
Kolang-kaling, dapat dijadikan sebagai makanan berserat yang sangat baik untuk kesehatan Daun muda/janur untuk pembungkus kertas rokok. Lidi, digunakan untuk membuat sapu.

Akar mengandung saponin, flavonoida dan polifenol Obat tradisional sebagai peluruhair seni dan peluruh haid Menurut penelitian Balittro Departemen Pertanian, akar arendapat digunakan sebagai obat herbal batu ginjal. Dapat digunakan sebagai bahan kerajinan anyaman.

Getah hasil sadapan berkhasiat sebagai obat sariawan, urus-urus dan obat radang paru Obat tradisional sebagai peluruh air seni dan peluruh haid. Tanaman aren pada usia produktif dapat menghasilkan50 kg biji per pohon dalam tiap kali panen.

Aren Bioethanol :
Pohon aren mulai dapat disadap setelah berumur 5 tahun. Produktivitas pohon aren mencapai minimal 5 tahun (5-8 tahun) setelah masa panen pertama. Pohon aren mampu menghasilkan 20 liter air nira per hari dengan potensi produksi 36.000 liter per pohon/tahun. Harga air nira aren berkisar antara Rp 150,- s.d. Rp 250,- perliter

Tanaman Aren menyebar luas di banyak daerah dengan wilayah penyebaran antara garis lintang 200 LU – 110 LS antara lain Indonesia. Di Indonesia aren banyak tumbuh di wilayah perbukitan, pegunungan, dan lembah .Tanaman ini tidak membutuhkan kondisi tanah yang khusus dan tidak memerlukan pemeliharaan yang intensif, dapat tumbuhpada tanah liat, berlumpur dan berpasir, padaketinggian antara 9 – 2000 m dpl dengancurah hujan lebihdari 1.200 mm setahun (http://ditjenbun.deptan.go.id, 2009). Penyebaran tanaman Aren secara alami dibantu oleh musang. Perbanyakan tanaman dilakukan secara generatif, yaitu melalui biji. Biji yang dipilih untuk pembibitan harus berkualitas baik dan sudah matang sempurna. Biji untuk pembibitan bisa berasal aren yang keluar dari perut musang, biji tua hasil pemetikan langsung dari pohon, dan biji aren tua dari pohon yang ditebang. Pembuatan bibit berdasarkan asal benih dilakukan dengan cara:

a. Pembibitan dari biji yang keluar dari perut musang
Biji direndam dalam air dingin selama ± 5 menit, kemudian dibersihkan dan dijemur sekitar 2 hari. Setelah kering, biji disemaikan dalan polibag yang telah diisi dengan tanah subur dan gembur (jika perlu bisa dicampur dengan sedikit pupuk organik) dengan kedalaman sekitar 1 cm. Biasanya dalam waktu 12-13 hari biji aren mulai berkecambah, yang ditandai dengan munculnya hipokotil. Selanjutnya setelah 30 hari disemaikan, biji tersebut muncul ke permukaan tanah polybag/wadah lain. Prosentase hidup kecambah dengancaraini mencapai 80-85%.

b. Pembibitan dari biji aren tua yang dipetik langsung dari pohon
Mula-mula biji dipendam di dalan tumpukan sampah yang masih basah dan sudah agak membusuk , selama lebih kurang 15 hari. Tujuannya, selain untuk memudahkan pengupasan kulit buah juga untuk merangsang proses fisiologi perkecambahan biji. Setelah itu biji dicuci dengan air dingin dan dikeringkan di bawah panas matahari sekitar 2 hari. Selanjutnya biji disemaikan dalam polibag seperti untuk penyemaian dari biji yang keluar dari perut musang. Tempat persemaian sebaiknya dinaungi, bahkan beberapa petani biasa menutupi bedengan, setelah berkecambah tutup bedengan baru dibuka. Kecambah di dalam bedengan tetap dinaungi dan disiram secukupnya untuk menjaga kelembaban. Biasanya setelah 34 hari biji akan mulai berkecambah dan sekitar 2-3 minggu kemudian biji akan muncul kepermukaan tanah polibag. Prosentase hidup kecambah dengan cara ini sekitar 45%.

c. Pembibitan dari biji yang ditebang
Cara ini merupakan modifikasi dari model pembibitan biji aren yang dipetik langsung dari pohon. Urutannya dimulai dengan memetik buah, pemendaman dalam sampah, pengulitan, pembersihan, dan penjemuran. Sebelum disemaikan, bagian punggung biji diiris (dekat bakal tunas) selebar kira-kira 5 mm. Selanjutnya biji direndam dalam air dingin sekitar 24 jam untuk mempercepat proses imbibisi. Setelah itu biji disemaikan dalam polibag dan biasanya sesudah 16-17 hari mulai berkecambah, dan 2-3 minggu kemudian akan muncul ke permukaan. Prosentase hidup kecambah dengan cara ini sekitar 75%.

d. Pembibitan aren juga dapat dilakukan dengan menggunakan biji aren tua yang berasal dari buah yang berjatuhan.
Caranya dapat dilakukan dengan sistem pembibitan dari biji yang buahnya dipetik langsung dari pohon yang ditebang.

Tahapan perbanyakan tanaman secara generatif adalah sebagai berikut :
1. Pengumpulan Buah
Buah yang digunakan sebagai sumber benihharus matang, sehat yang ditandai dengankulit buah yang berwarna kuning kecoklatan, tidak terserang hama dan penyakit dengan diameter buah ± 4 cm. Sebaiknya buah yang diambil adalah yang terletak di bagian luar rakila. Buah aren ini dapat disimpan selama 2 minggu pada karung plastik atau dus untuk memudahkan pemisahan biji (benih) dari kulit.

2. Pengambilan Biji dari Buah
Pengambilan biji dari dalam buah aren harus menggunakansarung tangan karena buah aren mengandung asam oksalat yang akan menimbulkan rasa gatal apabila kena kulit. Cara lain, yaitu dengan memeram buah-buah aren yang telah dikumpulkan sampai kulit buah menjadi busuk sehingga biji telah terpisah dari daging buah. Dengan cara ini, biji dapat diambil denganmudahdanpadakondisi ini kulit buah arentidak gatal lagi

3. Perkecambahan
Benih disemaikan dalam tempat pesemaian misalnya bedeng tabur atau kotak plastik, dengan media campuran pasir + serbuk gergaji (2:1). Cara untuk perkecambahan yaitu biji digosok dengan kertas pasir bagian punggungnya, tempat keluar apokol, selebar kira-kira 3 mm kemudian biji direndam dalam air agar air meresap ke dalam endosperm sampai jenuh, lalu disemaikan. Benih disiram setiap hari untuk mempertahankan kelembaban yang tinggi sekitar 80%.

4. Memindahkan Kecambah pada Polybag (Overspin)
Kecambah aren yaitu setelah terbentuk apokol yang telah mencapai panjang 3 – 5 cm dipindahkan ke tempat pembibitan atau dalam polybag yang berdiameter 25 cm. Media yang digunakan untuk pembibitan dalam kantong plastik (polybag) adalah tanah-tanah lapisan atas yang dicampur dengan pupuk kandang dengan perbandingan1:2, dan diisi ¾ bagian kantong polybag.

5. Pengamatan Perkembangan Benih dan Bibit
Benih sehat yang ditanam akan mulai berkecambah pada kisaran 12 s.d. 32 hari tergantung asal perolehan biji seperti yang telahdijelaskan sebelumnya. Secara umum, mulai benih berkecambah s.d. overspin di persemaian adalah selama ± 3 bulan. Setelah itu bibit dipindahkan ke dalam polybag menunggu perkembangan sampai siap tanam pada usia11-12bulan.

6. Perawatan Bibit
Berupa penyiraman dan pemupukan serta mencegah dari serangan persemaian hama dan penyakit. Serangan hama bibit aren di persemaian yang paling umum adalah tikus dan musang yang memakan biji/lembaga yang masih menempel di bibit.

7. Ciri-Ciri Bibit Siap Tanam
Berumur 11-12 bulan
Ketinggianrata-rata40-50 cm
Perkembangan pertumbuhan batang dan daunnya proporsional
Akar sudah menembus keluar dari polybag, batangnya cukup kokoh dan daunnya membuka lebar dengan susunan daun yang merekah(tidak menguncup).
Jumlah daun cukup banyak (sekitar 6-10 lembar), warna daun hijau segar dengan permukaan yang mengkilat.

8. Penanaman
Penanaman aren dapat dilakukan secara monokultur maupun tumpangsari. Untuk penanaman monokultur, bibit yang baik ditanam pada lahan yang sesuai dengan Tanaman Aren berumur 6 bulandi lapangan pada urutan sebagai berikut :
  • Pemasangan acir terlebih dahulu pada lahan yang telah disiapkan dengan jarak 5 x5 m atau 9 x9 m.
  • Pembuatan lubang tanam ukuran 30 x 30 x 30 cm, untuk mempercepat pertumbuhan pada lubang tanaman diberi tanah yang telah dicampur dengan pupuk kandang, urea, TSP.
  • Lubang tanam yang telahdiberi pupuk didiamkanselama3-5 hari.
  • Mulai penanaman, dengan cara membuka polybag terlebih dahulu
  • Bibit dimasukkan pada lubang tanam dan sisa lubang tanam ditimbun dengan tanah sambil ditekan dengan tangan
  • Selanjutnya dilakukan pemeliharaan tanaman berupa penyiangan gulma sekitar tanaman, penanggulangan hama dan penyakit, dsb.
  • Hama yang menyerang tanaman muda aren di lapangan adalah tikus, musang, dan tupai.
  • Bibit yang baru ditanam sebaiknya diberi naungan atau peneduh
Cara Tepat Dan Jitu Menetaskan Telur Kura-Kura

Cara Tepat Dan Jitu Menetaskan Telur Kura-Kura

Cara Tepat Dan Jitu Menetaskan Telur Kura-Kura
kura-kuraAnda pecinta kura-kura ? atau hanya memelihara kura-kura hanya untuk penghibur hati saja ? kemudian tak disangka-sangka kura-kura anda bertelur! muncul dibenak anda “bagaimana ya cara menetaskan telur kura-kura ini ?” kalu begitu STOP! Anda perlu berhenti sejenak untuk membaca artikel ini. Untuk menetaskan telur kura-kura, perlu dipastikan dulu kondisi telur fertil atau tidak, setelah itu dibuatkan inkubasi sbb :

Menetaskan Telur Kura-Kura

Pada umumnya, Telur reptil membutuhkan suhu diantara 82-85 F (27.8 29.4 C). Suhu sekitar ini pada umumnya akan membuat telur kura-kura menetas kurang lebih sekitar 85 hari . Semakin dingin suhunya semakin lama telur-telur tersebut akan menetas. Suhu merupakan bagian terpenting dalam menentukan kapan telur-telur tersebut akan menetas. Untuk kura-kura, paling cepat telur-telur akan menetas setelah 65 hari atau paling lama 110 hari.

Suhu diatas 87 F (30.6 C) seringkali termasuk terlalu tinggi untuk sebagian besar reptil dan tingkat kematian tinggi. Suhu dibawah 75 F (23.9) juga dianggap terlalu dingin.
Kunci utama dalam proses inkubasi adalah menjaga kelembaban (humidity) dan suhu. Untuk kelembaban yang kita butuhkan adalah air. Yang anda butuhkan adalah sebagai berikut:
  • Aquarium 10 gallon (37.9 Liter) atau media lainnya yang bisa menampung air. Aquarium lebih baik karena transparan.
  • Critter cage. Ini adalah aquarium plastik yang sering dijual di toko ikan hias. Aquarium ini memiliki tutup plastik pada bagian atas. Anda juga bisa menggunakan alternatif lain untuk yang satu ini.
  • 2 thermometer aquarium dan 1 pengukur humidity.
  • 1 heater air yang dilengkapi dengan pengontrol temperatur.
  • Substrate pilihan Anda (pasir, peat moss, vermiculite, tanah tanaman, aspen bedding, dsb).

Langkah-langkah yang Anda lakukan:
  • Tuangkan air hangat kedalam aquarium hingga mencapai ketinggian 3 inci. Tempatkan heater ke dasar aquarium. Atur suhu heater ke suhu paling rendah. Tempatkan satu thermometer ke dalam air supaya Anda bisa mengetahui suhu air. Biarkan suhu air menjadi stabil setelah satu atau dua jam. Atur suhu heater sampai mencapai suhu stabil diantara 80-84 F (26.7 28.9 C)
  • Isi critter cage Anda dengan subtrate pilihan Anda hinggai mencapai sekitar setengah tinggi. Substratenya seharusnya basah atau lembab tetapi tidak terlalu basah. Bila menggunakan aspen atau peat moss, Anda bisa menempatkan bedding kedalam mangkok selama 15-20 menit supaya air bisa menyerap masuk. Kemudian Anda bisa mengeluarkannya dan meremasnya supaya kelebihan air bisa keluar sebelum memasukkannya kedalam critter cage.
  • Tempatkan thermometer satunya lagi setengah masuk kedalam substrate. Ini akan membantu Anda melihat suhu yang dirasakan oleh telur-telur ketika mereka berada diatas substrate. Kemudian bentuklah sebuah masukan di subtrate untuk menempatkan telur-telur supaya mereka tidak bergerak atau geser. Jangan menutup telurnya dengan subtrate atau apapun supaya Anda bisa melihat apakan telurnya membusuk atau tidak. Hal penting yang perlu Anda perhatikan adalah posisi telur. Telur yang diangkut dari dalam tanah seharusnya diberi tanda dengan pensil dibagian posisi atas. Kemudian pastikan telur tersebut selalu berada pada posisi yang sama selama di inkubator. Telur yang merasa terganggu karena diputarbalikkan akan menyebabkan matinya embryo.
  • Tempatkan pengukur humidity pada bagian atas aquarium.
  • Ketika Anda sudah memperoleh suhu yang stabil yang diinginkan pada aquarium, tempatkan critter cage kedalamnnya. Apabila mengapung, gunakan batu untuk menenggelamkannya.
  • Gunakan penutup berjaring untuk menutupi bagian atas aquarium. Untuk menghindari keluarnya kelembaban, tutuplah jaring-jaring tersebut dengan busa filter.
  • Sangat penting sekali bagi Anda untuk membaca suhu pada kedua thermometer satu atau dua kali sehari dan atur suhu heater supaya suhu tetap berada pada jangkauan yang diinginkan. Anda juga harus memastikan substratenya tetap basah. Apabila mengering, Anda harus membasahinya lagi dan usahakan tidak mengangkat atau menganggu telur-telurnya.
  • Keluarkan semua telur rusak secepat mungkin. Telur-telur yang peot sedikit adalah normal untuk telur-telur yang baru dikeluarkan yang belum melebar. Tetapi peot juga bisa memberikan indikasi bahwa kelembaban pada inkubator Anda terlalu rendah. Sedikit jamur pada telur-telur bisa dianggap normal dan tidak selalu merusak. Telur yang sudah benar-benar rusak akan peot sekali, berwarna hitam, mengecil, dan berbau busuk.


Catatlah semua informasi mengenai inkubasi telur-telur Anda setiap hari seperti suhu, kondisi telur, pengaturan yang dilakukan, dsb. Informasi ini akan membantu Anda di masa yang akan datang.
Demikian langkah mudah menetaskan telur kura-kura, kura-kura anda terus berkembang, karena siapa tahu …suatu hari nanti anda bias jadi pengusaha kura-kura !
Tips dan Cara Cerdas Merawat Bayi Kura-Kura

Tips dan Cara Cerdas Merawat Bayi Kura-Kura

Tips dan Cara Cerdas Merawat Bayi Kura-Kura
Layaknya bayi yang baru saja lahir, bayi kura-kura juga membutuhkan perawatan yang optimal. Hal ini karena bayi kura-kura masih rentan terhadap berbagai gangguan. Untuk itu ikuti berbagai tips berikut agar sukses merawat bayi kura-kura :

Tips dan Cara Cerdas Merawat Bayi Kura-Kura

Penanganan Bayi Kura-kura
Anda perlu ingat bahwa cangkang kura-kura sangat lembut dan setiap penanganan yang salah dapat melukai atau membunuh bayi. Anda harus menghindari mengambil kura-kura bayi dan jika Anda perlu untuk mencuci, ikuti langkah-langkah. Anda harus mengambil kura-kura seperti hamburger dengan dua tangan dan jari-jari di bawah tempurung kura-kura. thumb harus ditempatkan di atas shell dan tidak pernah meremas kura-kura.

Penjagaan kesehatan Bayi kura-kura
Bayi kura-kura sangat rentan terhadap penyakit pernapasan akibat perubahan suhu atau diet yang tidak benar. Anda dapat mengamati hidung, ceria meler atau suara terengah-engah. Kura-kura bayi harus disimpan di bawah suhu yang hangat untuk pemulihan cepat. Anda harus berkonsultasi dengan dokter hewan tentang keraguan yang berkaitan dengan kesehatan hewan peliharaan kura-kura dan mengambil bayi Anda untuk pemeriksaan kesehatan secara teratur.

Syarat Tempat untuk Bayi kura-kura
Sebuah kura-kura bayi tidak dapat disimpan dalam tangki ikan dan dilupakan. Anda perlu menyediakan perawatan bayi kura-kura dan persyaratan perumahan khusus untuk kelangsungan hidupnya. kura-kura yang seharusnya tidak diperbolehkan untuk berjalan secara bebas di sekitar rumah sebagai salah satu mungkin langkah di atasnya oleh kesalahan (karena ini hanya beberapa inci di ukuran!). Anda harus mengisi akuarium dengan air yang adalah tentang tingkat yang lebih tinggi maka lebar kura-kura. Anda harus menyimpan batu di akuarium untuk menciptakan suatu negeri seperti suasana. kura-kura harus memiliki lahan yang cukup dan kawasan air, itu adalah satu daerah berjemur sepertiga dan dua pertiga dari tempat berenang. Suhu air dan udara harus sekitar 85 derajat dan tidak terlalu dingin atau panas. Anda perlu menyediakannya dengan lampu berjemur untuk berjemur. akuarium harus ceria tampak sebagai kura-kura bahagia adalah sama dengan hewan peliharaan bahagia.

Makanan bayi kura-kura
Anda perlu untuk memberi makan kura-kura bayi dengan makanan kura-kura tersedia di toko hewan peliharaan. Tapi, ini tidak cukup untuk kura-kura bayi Anda. Anda perlu memberi makan dia dengan beberapa sayuran berdaun hijau, cacing tanah, ikan kecil dan bahkan sepotong kecil buah. Anda harus mengamati makanan yang dimakan setelah makan dan memahami apa yang Anda suka hewan peliharaan yang paling. Kura-kura perawatan bayi perawatan dasar melibatkan makan dua atau tiga hewan peliharaan kali sehari hari.

Kebersihan Aquarium
Bayi memerlukan perawatan kura-kura menjaga akuarium bersih setiap saat. Anda harus menghilangkan makanan dimakan dari akuarium segera. Ataumakanan akan membusuk dan kura-kura bayi akan menjadi sakit. Anda harus bilas kura-kura dengan air hangat setelah makan sebagai sisa-sisa makanan menempel di tubuh dapat menyebabkan infeksi bayi kura-kura. Anda perlu membersihkan air akuarium harian atau menggunakan sistem filtrasi. Pastikan kotoran dikeluarkan setiap hari.

Nah , itulah beberapa tips dasar tentang perawatan bayi kura-kura. Jika kita dapat melakukan perawatan dassar ini secara konsisten, kura-kura anda mampu bertahan selama beberapa decade. Selamat mencoba !