Jangan Suka Membanggakan Amal Ibadah
Jangan Suka Membanggakan Amal Ibadah
Kita tidak tahu apakah sholat kita, puasa kita, haji kita dan sedekah kita diterima Allah atau tidak, jadi JANGAN PERNAH BERSANDAR PADA AMAL, Bersandarlah hanya pada Allah dan selalu berharap rahmat-Nya.
Ada empat pria berbicara tentang amal ibadah mereka dan kesuksesan yang didapat.
Pria 1: Alhamdulillah, sejak sering salat duha, rezeki menjadi lancar.p Bisnis pun sukses. Sebentar lagi anak saya lulus smu lalu rencananya akan sekolah ke luar negeri.
Pria 2: Bukan main, hebat sekali! Saya juga sejak naik haji/umroh, alhamdulillah ibadahku semakin rajin. Anakku juga jadi sukses, bisa punya rumah yang harganya milyaran, aset pun bertambah. Orang tua saya sangat bangga, berkat doa saya.
Pria 3: Masya Allah sungguh nikmat tak terkira yang diberi-Nya! Sejak rajin puasa dan bersedekah, rezeki bagaikan sungai mengalir tidak ada putus-putusnya. Anak baru selesai kuliah di luar negeri dan jadi staf khusus mentri.
Ketiga pria tersebut kemudian melirik ke arah pria ke-4 yang sejak tadi hanya terdiam. Salah satu bertanya kepada Pria 4.
_"Bagaimana dirimu,p Kawan? Mengapa diam saja?"._
Pria 4 : Saya tidak sehebat kalian. Jangankan kesuksesan, bahkan saya tidak tahu ibadah yang saya lakukan diterima oleh Allah Swt. atau tidak.
Saya baru akan tahu ibadah diterima dan sukses setelah saya meninggal nanti. Jadi saya merasa belum bisa menceritakan ibadah yang saya lakukan dan balasan yang Allah berikan kepada saya.
***
Janganlah kita bersandar pada amal. Karena jika sikap bersandar kepada amalan tersebut secaral berlebih, maka menjadi *jebakan buat kita sendiri*. Ini akan melahirkan kepuasan, kebanggaan, dan akhlak buruk kepada Allah _Ta’ala_.
Orang yang melakukan *amal ibadah* tidak tahu apakah amalnya *diterima atau tidak*.
Mereka tidak tahu betapa besar dosa dan maksiatnya, juga mereka tidak tahu apakah amalnya *bernilai keikhlasan* atau tidak.
Oleh karena itu, mereka dianjurkan untuk meminta rahmat Allah dan selalu mengucapkan istigfar karena Allah Maha Pengampun dan Maha Penyayang.
_Diriwayatkan dari Abu Hurairah :"Sungguh amal seseorang tidak akan memasukannya ke dalam surga."_
_Mereka bertanya, "Tidak pula engkau ya Rasulullah?"_
_Beliau menjawab : "Tidak pula saya. Hanya saja Allah meliputiku dengan karunia dan rahmat-Nya. Karenanya berlakulah benar (beramal sesuai dengan sunnah) dan berlakulah sedang (tidak berlebihan dalam ibadah dan tidak kendor atau lemah)"._
*(H.R. Bukhari dan Muslim)*
Sesungguhnya seseorang tidak akan masuk surga kecuali dengan rahmat Allah. Di antara rahmat-Nya adalah Dia memberikan taufik untuk beramal dan hidayah untuk taat kepada-Nya.
Karenanya, kita wajib bersyukur kepada Allah dan merendah diri kepada-Nya. Tidak layak hamba bersandar kepada amalnya.
Seorang hamba tidak pantas membanggakan amal ibadahnya yang seolah-olah bisa terlaksana karena pilihan dan usahanya semata. Apalagi ada perasaan telah memberikan kebaikan untuk Allah.
Sesungguhnya Allah tidak membutuhkan amal ibadah hamba-hamba-Nya. Dia Maha Kaya, tidak butuh kepada makhluk-Nya.
_Wallahu Ta'ala A'lam_.
*_Barakallah fiikum._*
_Astaghfirullahal azhiim..._ *Ampunilah kami ya Allah jika di hati kami masih ada rasa bangga diri terhadap amal-amal kami...* _Aamiin..._