Perkutut Jantan dan Betina, Serupa Tapi Tak Sama

Perkutut Jantan dan Betina, Serupa Tapi Tak Sama - Selamat Datang Di Informasi Bisnis dan Budidaya Dalam web KICKBISNIS.COM, anda akan menemukan berbagai macam peluang bisnis dan usaha yang menjanjikan peningkatan perekonomian keluarga anda. Info yang anda temukan pada kami kai ini adalah Perkutut Jantan dan Betina, Serupa Tapi Tak Sama, Siahkan anda simak baik baik ulasan peluang usaha yang akan kami sampaikan di bawah ini , Semoga saja tulisan ini cocok dengan apa yang anda cari selama ini. Selamat Mencoba dan Semoga Sukses.

lihat juga


Perkutut Jantan dan Betina, Serupa Tapi Tak Sama

Perkutut Jantan dan Betina
Apa Perbedaan Antara Perkutut Betina Dengan Perkutut Jantan?

Beriktu ini beberapa ciri-ciri yang bisa digunakan dan diamati untuk membedakan antara jenis kelamin perkutut jantan dan betina.
Perkutut jawa adalah spesies burung dalam suku Columbidae, dari genus Geopelia. Burung ini merupakan jenis burung pemakan biji-bijian saja, akan tetapi tidak tertutup kemungkinan jika burung ini juga memakan serangga di habitat aslinya.
Perkutut Jantan

• Bagian muka perkutut jantan terlihat garang.

• Kulit disekitar mata terlihat tebal dan bulat sehingga sorot matanya terlihat tajam.

• Bola mata tampak melotot dengan sorot mata yang tajam.

• Garis belahan paruh sejajar dengan mata.

• Pupur (bulu yang berwarna putih keabu-abuan dibagian kepala) lebih dari separuh bagian kepala. Karena itu warna bulu kepala perkutut jantan terlihat lebih terang dari perkutut betina.

• Kepala lebih besar dan pipih.

• Ukuran tubuh perkutut jantan rata-rata lebih besar dari perkutut betina.

• Supit udang (tulang pubis) perkutut jantan lebih rapat dan terasa keras kalau ditekan dengan jari.

• Perkutut jantan yang sudah dewasa kelamin, akan menunjukkan perilaku yang khas jika berdekatan dengan betina, yaitu berbunyi sambil mengangguk-anggukkan kepala (mbekur).

Perkutut Betina

• Muka perkutut betina terlihat sayu.

• Kulit disekitar matanya lebih tipis.

• Bola mata lebih kecil dengan sorot mata yang sayu.

• Garis belahan paruh berada pada pososi dibawah mata.

• Ukuran tubuhnya lebih kecil dari yang jantan.

• Pupur tidak lebih dari dari separuh bagian kepala.

• Kepala kecil dan bulat serta warnanya terlihat lebih gelap dari perkutut jantan.

• Supit udang (tulang pubis) lebih lebar dan terasa lunak kalau ditekan dengan jari.
Caranya: Pegang burung, lalu diraba tulang supitnya (dibagian perut dekat dubur) dengan jari telunjuk atau ibu jari. Kalau bagian supit itu terasa sempit dan keras berarti jantan, kalau terasa renggang dan lunak berarti betina. Tapi cara ini baru bisa dilakukan setelah piyik/anakan perkutut berumur 4 bulan keatas. Karena sebelum berumur 4 bulan, supit udang pada piyik/anakan perkutut jantan relatif renggang sehingga untuk orang yang masih awam tentang perkutut akan kesulitan menentukan jenis kelamin perkutut dengan cara ini. Setelah piyik perkutut berumur 4 bulan lebih, apalagi kalau sudah di atas 6 bulan, secara alami supit udang perkutut jantan akan menyempit sehinga mudah membedakannya dengan perkutut betina.

Supit udang pada perkutut dikatakan sempurna kalau panjangnya sama dan letaknya sejajar. Perlu juga diketahui bahwa tidak jarang ditemui perkutut yang mempunyai supit udang panjang sebelah (salah satu tulang supitnya lebih pendek dan letaknya kurang sejajar). Perkutut dengan ciri seperti itu walaupun suaranya bagus umunya kurang disukai para kung mania, karena dianggap cacat secara katuranggan. Untuk mendapatkan kualitas suara yang bagus dari seekor perkutut, pilihlah yang berjenis kelamin jantan dengan ciri-ciri seperti yang telah disebutkan diatas. Karena perkutut jantan memiliki suara yang lebih keras dan lebih merdu serta lebih cepat gacor, walaupun perkutut betina juga bisa manggung tapi suaranya cenderung kecil dan cempreng.
Burung perkutut yang memiliki nama latin Geopelia striata pada umumnya banyak ditemukan pada area hutan-hutan dataran rendah. Kemudian persebarannya di Indonesia meliputi wilayah pulau Jawa, Sumatra, Bali serta Nusa Tenggara dengan type yang berbeda-beda pada masing masing daerah.
Beda Perkutut Bangkok dan Perkutut Lokal

Dalam budaya Jawa, perkutut termasuk burung kasta atas sebagai kelangenan (kesukaan) masyarakat. Suaranya yang khas membuat masyarakat selalu tertarik untuk merawat serta memeliharanya. Kukila (burung), dalam hal ini perkutut, juga dianggap sebagai kelengkapan seorang pria
Berikut ini beberapa ciri yang bisa diamati untuk membedakan Perkutut lokal asli dengan Perkutut bangkok, di antaranya:

Perkutut Lokal:

• Secara fisik, Perkutut lokal lebih didominasi warna cokelat pada bulunya.

• Postur tubuh Perkutut lokal lebih kecil dari Perkutut bangkok.

• Bentuk kepala Perkutut lokal tampak lebih kecil dan bulat dengan leher yang lebih pendek.

• Perkutut lokal memiliki ekor yang agak panjang dan ujungnya lebih lancip.

• Terdapat garis-garis halus pada bagian lehernya dengan warna pada bulu dadanya lebih gelap.

• Selaput kulit disekitar lingkar mata lebih kecil dan tipis dengan warna abu-abu sedikit kebiruan.

• Kaki Perkutut lokal rata-rata lebih pendek dan berwarna ungu atau merah kehitaman.

• Rata-rata Perkutut lokal berasal dari tangkapan hutan, jadi kebanyakan Perkutut lokal tidak memakai gelang kaki (ring).

• Suara Perkutut lokal cenderung kecil, tipis dan cempreng dengan irama yang cepat dan suara ujung (kung) yang kebanyakan patah.

Perkutut Bangkok:

• Warna dan corak Perkutut bangkok memang hampir sama dengan Perkutut lokal. Tapi jika diperhatikan, warna bulu Perkutut bangkok cenderung lebih cerah/coklat keputihan.

• Bentuk kepala Perkutut bangkok tampak lebih besar dan papak dengan leher yang panjang.

• Perkutut bangkok memiliki ekor yang lebih pendek dengan ujung ekor yang tumpul/papak.

• Warna bulu pada bagian dada lebih terang.

• Selaput kulit disekitar mata lebih lebar dan tebal dengan warna lebih pucat.

• Warna kaki Perkutut bangkok merah keunguan dan lebih panjang.

• Perkutut bangkok dihasilkan dari penangkaran, jadi rata-rata Perkutut bangkok memakai gelang kaki (ring) sebagai identitas burung dan penangkarannya.

• Suara Perkutut bangkok lebih besar, tebal dan ngebass dengan irama dan ketukan yang jelas dan harmonis.

• Suara ujung (kung) panjang dan ndlosor.

Sekarang ini para penggemar Perkutut lebih memilih untuk memelihara Perkutut bangkok, hal ini terjadi karena yang menjadi patokan suara Perkutut adalah pada suara depan, suara tengah dan suara belakang.

Tarikan suara depan Perkutut bangkok yang lebih panjang dan kejernihan suaranya menjadi daya pikat yang lain dari Perkutut import tersebut.


Jenis Burung Perkutut

Berikut beberapa jenis burung perkutut yang ada di Indonesia.

Burung Perkutut Jawa

Burung Perkutut Jawa merupakan salah satu burung kicauan dari Suku Columbidae dari Genus Geopelia yang memiliki nama latin Geopelia Striata.

Serta termasuk jenis burung pemakan serangga ataupun pemakan biji bijian. Lalu untuk kelebihan dari burung perkutut Jawa ini teramat penting sekali untuk masyarakat dari para pecinta burung kicauan yang khususnya ada pada daerah kepulauan Jawa.

Karakteristik Perkutut Jawa

Karakteristik burung Perkutut Jawa sendiri punya ukuran panjang tubuh yang tergolong kecil. Sebab memiliki panjang tubuh hanya sekitar 21 Centimeter saja serta memiliki bentuk tubuh yang ramping.

Dan juga punya ekor yang panjang dengan warna pada bagian kepala burung Perkutut Jawa abu abu, kemudian untuk bagian Leher serta pada bagian sisinya mempunya garis yang halus.

Dan pada bagian punggungnya berwarna coklat serta tepian yang berwarna hitam.

Kemudian untuk ciri Burung Perkutut Jawa jantan punya warna Kehitaman dengan ujung putih di bagian bulu sisi paling luar dari Ekornya.

Dan pada bagian iris serta paruh berwarna abu abu biru dan pada bagian Kaki punya warna merah jambu tua. Oleh sebab itu apabila diamati secara keseluruhan burung Perkutut Jawa ini memiliki bentuk serta warna tubuh yang unik.

Perkutut Bangkok Burung Perkutut Bangkok

Burung perkutut Bangkok memiliki suara besar dan juga ngebass. Sedangkan burung perkutut lokal memiliki suara yang kecil. Trend terakhir pada tahun 2008 hingga 2009 kembali perkutut dari Bangkok serta dari Thailand Selatan yang memiliki suara besar serta berujung panjang banyak didatangkan ke Indonesia untuk dijadikan indukan.

Keluarga dekat dari perkutut terdapat dua jenis yakni bangsa Geopelia Humeralis atau disebut perkutut raksasa.

Sebab memang ukuran badannya begitu besar hampir dua kali lipat jika dibandingkan dengan ukuran badan perkutut biasa.

Burung ini asalnya dari Australia bagian Utara. Populer juga sebagai Barred Ground Dove pada kalangan internasional.

Kerabat yang selanjutnya banyak dipelihara di Indonesia antara lain yaitu Geopelia Cuneata atau lebih populer dengan nama Diamond Dove.

Ukuran tubuhnya hanya sebagian dari ukuran tubuh perkutut yang biasa. Serta di negara Indonesia banyak digunakan sebagai induk asuh untuk meloloh piyik perkutut guna mempercepat proses produksi piyik dari burung perkutut.

Perkutut Maungeus Burung Perkutut Maungeus

Jenis burung perkutut ini termasuk jenis burung perkutut belang yang asalnya dari Sumba, Sumbawa serta berasal dari Pulau Timor. Burung perkutut yang juga kerap disebut perkutut Sumba ini jika dilihat sekilas mirip dengan burung Perkutut Jawa.  Akan tetapi tubuh bagian bawahnya punya garis melintang serta kulit pada sekitar mata yang memiliki warna kuning.

Blogger
Disqus

Tidak ada komentar