Tampilkan postingan dengan label Ikan Lele. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Ikan Lele. Tampilkan semua postingan
CARA MEMELIHARA INDUKAN LELE

CARA MEMELIHARA INDUKAN LELE


Pemeliharaan calon induk sangat perlu diperhatikan karena hanya dari induk yang baik dapat diperoleh benih yang baik kuaritas maupun kuantitasnya. Manajemen (pemeliharaan dan perawatan) induk dan calon induk lele haruslah ditujukan agar induk-induk lele itu selalu dalam keadaan sehat, pertumbuhannya cepat, dan daya vitalitasnya tinggi sehingga dapat menghasilkan jumlah telur yang banyak dan keturunan yang sehat. Untuk tujuan tersebut, air kolam diatur agar sering berganti, walaupun air pemasukan tidak terlalu deras. 

Debit air 5-6 liter per menit untuk kolam seluas 100 m2 sudah memadai untuk menyegarkan lingkungan hidup lele. Selain itu, induk lele juga diberi pakan yang bermutu baikdan daram jumlah yang cukup. Karena induk lele memerlukan pakan berkadar protein tinggi untuk pembentukan telurnya maka pakan alami saja diperkirakan tidak cukup dan harus diberi pakan tambahan yang kaya protein hewani. Ada pakan buatan pabrik berupa pelet yang khusus untuk induk. Pakan ini mengandung kadar protein 400/o dilengkapidengan asam lemak esensial (asal dari minyak ikan) dan vitamin-vitamin yang menyuburkan perkembangan telurnya, yaknivitamin E, D, B kompleks, dan C. Pelet untuk induk harganya memang mahal sehingga pemberiannya cukup sebagai pelengkap saja, yaitu seminggu sekali sebanyak 5olo dari berat seluruh ikan yang dipelihara itu. Sementara dalam kesehariannya, induk diberi pakan tambahan berupa cacahan siput air (siput murbei, siput sawah), keong racun (bekicot), ataupun sisa-sisa hewan ternak yang dipotong, misalnya bagian usus hewan potong yang biasanya dibuang saja. Bahkan, bangkai ayam pun dapat diberikan kepada lele. 

Calon induk dan induk lele yang diberi pakan berkualitas baik menunjukkan peningkatan berat badan (gemuk), pertumbuhannya relatif seragam, kemampuan memijah (bertelur) lebih sering, jumlah telur banya
dan daya tetas telur tinggi. Sepasang induk lele yang diberi pakan berkualitas baik dapat memijah hanya dalam selang waktu 3-4 minggu. Lele mulai dapat bertelur setelah berat badannya mencapai 200 g. Jumlah telur yang dihasilkan oleh lele lokal dengan berat tersebut sekitar 3.000-4.000 butir. Semakin berat bobot induk lele maka semakin banyak telur yang dihasilkan. Namun, tidak diperoleh data mengenai umur maksimum lele dapat bertelur dan berat badan maksimum yang dapat dicapai.
CARA PENGELOLAAN BENIH LELE BARU NETAS

CARA PENGELOLAAN BENIH LELE BARU NETAS


Bila lele dumbo telah memijah (bertelur) di dalam bak pemijahan maka keesokan harinya kakaban yang tampak telah penuh dilekati telur dipindahkan ke dalam bak pendederan yang telah disiapkan 2 hari sebelumnya. Setelah 30-40 jam, telur akan menetas di dalam bak pendederan ini. Kalau telah tampak burayak menetas semua (keesokan harinya), kakaban dapat dikeluarkan dari dalam bak pendederan itu. Kakaban segera dicuci, dijemur, lalu disimpan agar dapat digunakan lagi. Benih lele yang baru menetas (burayak) sampai umur 2 haritidak perlu diberi pakan. Hal ini karena burayak tersebut masih belum dapat makan dan hanya menyerap zatgizi dari kuning telurnya sendiri. pada hari ketiga mulai diberikan serbuk halus, yaitu pelet pakan ikan yang ditumbuk atau dihaluskan dengan blender.

Dosis pakan untuk burayak ini diberikan sedikit-sedikit saja, cukup 2 sendok makan sekali pemberian. Cara memberikannya tidak ditaburkan merata, melainkan pakan berupa tepung tersebut dibasahi dengan sedikir air agar menggumpal dan dapat tenggelam, lalu dionggokkan sedikit demi sedikit di bebebrapa tempat sehingga dapat diamati ketika burayak lele bergerombol memakan serbuk pakan tersebut. Apabila burayak ini tampak bernafsu untuk makan, berarti masih belum kenyang sehingga perlu ditambahkan lagi pakan sampai dalam waktu sekitar 5 menit burayak makan. setelah itu, pemberian pakan tersebut sebaiknya dihentikan. Pada tengah hari dan sore hari, pakan diberikan lagi. Jadi, sehari diberi pakan 3 kali. Di dalam air kolam tentu banyak ditumbuhi binatang renik semacam rotifera dan protozoa yang cocok untuk pakan burayak. Burayak yang telah berumur 3 hari mulaidiberi pakan berupa kutu air (Daphnia atau Moina) dan cacing sutera. 

Pakan ini dapat dibeli dari pengumpul kutu air dari selokan atau danau-danau kecil di sekitar kampung. Pemeliharaan burayak di kolam pendederan biasanya berlangsung selama 12-15 hari saja. selama selang waktu itu biasanya air tidak perlu diganti, cukup ditambah saja bila terjadi banyak penguapan. Murai umur 12 hari, burayak lele sudah dapat dijual atau dipindahkan ke kolam pendederan yang lebih besar agar pertumbuhannya lebih cepat. Bila pemeliharaan berhasil dengan baik dari seekor induk lele betina yang beratnya 1 kg dapat dihasilkan 40.000-60.000 ekor burayak umur 12-14 hari. Dari pemeliharaan di pendederan selama 12-14, diperoleh benih lele ukuran 2-3 cm. Benih kecil ini sudah dapat dipindahkan untuk diperihara lebih lanjut di kolam atau sawah atau sudah dapat dijual.
BERBGAI BENTUK USAHA LELE

BERBGAI BENTUK USAHA LELE

Sebagaimana dipraktikkan oleh para petani, usaha produksi lele lokal maupun lele dumbo dipisahkan menjadi usaha pembenihan dan usaha pembesaran. Pola pengusahaan itu pada prinsipnya sama, tetapi dalam budi daya lele istilah pembenihan/pendederan dan pembesaran ditentukan oleh ukuran lele hasil panennya. Apabila ukuran lele hasil panen adalah ukuran konsumsi maka disebut sebagai tahap pembesaran. Namun, bila ukuran lele hasil panen adalah benih (akan dibesarkan lagi) maka disebut sebagai pembenihan/pendederan.

Oleh karena itu, ada istilah pembenihan I (hasilnya untuk didederkan lagi), pembenihan ll (hasilnya untuk didederkan lagi), dan pembenihan lll (merupakan pendederan terakhir karena pemeliharaan setelah tahap ini adalah pembesaran). Jadi, walaupun benih yang ditebarkan berukuran l-3 cm, tetapi bila pemeliharaan yang dilakukan bertujuan untuk mencapai ukuran konsumsi (hasil panen berupa lele ukuran konsumsi) maka pemeliharaan itu disebut pembesaran.

1. Usaha pembenihan lele

Dalam usaha pembenihan, dikenal istilah pembenihan tahap I, pembenihan tahap ll, dan pembenihan tahap lll.

Usaha pembenihan tahap I 
dilakukan mulai dari pemeliharaan calon induk (lele yang sudah dewasa) kemudian dikawinkan.Telur yang dihasilkan ditetaskan di kolam ipukan (kolam pendederan) sampai benih berumur 12-15 haridengan ukuran panjang badan 2-3 cm. Benih sepertiinisudah dapat dijual. Dalam kegiatan pembenihan tahap ll, benih dari usaha pembenihan I (umur 12-15 hari, panjang 2-3 cm)dipelihara lagioleh produsen benih tersebut atau oleh petani lain. Benih tersebut dipelihara dalam kolam pemeliharaan benih selama 21-30 hari (3-4 minggu) sampai ukuran panjang badannya mencapai 5-6 cm. Benih ukuran ini dapat dijual atau dipelihara lebih lanjut.

Benih dari usaha pembenihan ll 
(umur 35-45 hari, panjang 5-6 cm) dipelihara lagi dalam usaha pembenihan tahap lll selama 30 hari hingga ukuran panjangnya mencapai 10-'15 cm dan berat 40-50 g per ekor. Benih besar ini disebut "gelondongan". Selanjutnya benih gelondongan itu dipelihara dalam kolam pembesaran dengan lama pemeliharaan 45-60 hari hingga ikan menjadi ukuran konsumsi yang beratnya 125-150 g per ekor. Semakin besar ukuran benih, semakin tahan terhadap penyakit sehingga jarang ada yang mati dalam pemeliharaan. Dengan demikian, tingkat mortalitasnya makin rendah.

2. Usaha pembesaran lele

Dalam usaha pembesaran, benih dari berbagai ukuran dipelihara hingga menjadi lele ukuran konsumsi. jangka waktu pembesaran tergantung dari ukuran benih waktu mulai dipelihara. Ada yang memulai dari ukuran ada pula yang memeliharanya mulai dari benih berukuran 3-5 cm, 6-8 cm, atau dari gelondongan ukuran 10-15 cm. Jangka waktu pemeliharaan berbeda-beda, tergantung pada ukuran/berat ikan konsumsi yang akan dipanen.

Lahan untuk Budi Daya

Lele dapat dibudidayakan di kolam pekarangan, di sawah, dan di kolam dengan sistem longyam. Ada beberapa sistem budidaya perairan yang juga berkembang di lndonesia, misalnya keramba jaring apung (kejapung, UA) yang berada di danau atau rawa dan keramba dasar yang dibuat dari bambu kemudian ditenggelamkan di dasar saluran/selokan. Namun, masyarakat kurang berminat memelihara lele dalam keramba karena sistem budi daya tersebut masing-masing mempunyai kelemahan. Sebagai contoh, keramba dasar yang dipasang di dasar saluran, seperti di kota Cianjur dan sekitarnya, menyebabkan ikan/lele yang dipelihara di dalamnya berbau lumpur yang sulit dihilangkan. Pemeliharaan lele di KJA juga kurang disukai karena biaya produkinya relatif mahal, sedangkan harga jual lele relatif murah. Apalagi ditambah dengan pengaruh biaya pakan yang cukup tinggi.terkecil,